Seperti halnya namanya, Anggrek Hartinah atau Tien Soeharto (Cymbidium hartinahianum) berasal dari nama istri Presiden Soeharto, Hartinah Soeharto atau Ibu Tien. Anggrek ini merupakan endemik dan populer dari Sumatra Utara.
Penemuan pertama kali anggrek ini pada tahun 1976 di Desa Baniara, Sumut. Penamaan nama latin yang merujuk pada istri Presiden RI kedua ini tak lain karena penemu pertama ingin memberikan penghargaan pada Ibu Tien. James Boughtwood Comber dan Nasution pada tahun 1977 menemukannya di Desa Baniaratele, Kecamatan Harian, Kabupaten Tobasamosir, Sumatra Utara.
Morfologi dan Ciri-Ciri Anggrek Tien Soeharto
Anggrek Tin Soeharto memiliki tampilan yang khas. Pada bagian bibir bunga berwarna putih dengan corak totol merah, berwarna violet gelap panjang 1,2 sentimeter. Kelopak serta daun mahkotanya sama besar, permukaan atasnya berwarna kecokelatan dengan warna kuning pada bagian tepinya. Bagian diameter tangkai pembungaan yaitu 6 milimeter dan diameter bungai 3,5 sentimeter.
Anggrek terestrial ini berdaun seperti pita, lebar daun 9-5 milimeter. Berbentuk pita dengan ujung runcing tapi tidak kaku. Bibir putih menjulur ke depan, terdiri atas tiga celah. Bagian depan ke bawah dengan tepi bergelombang, celah samping lurus ke atas. Tugu bersayap sempit, kuning kecokelatan.
Adapun panjang tangkai bunga 35-60 sentimeter, petal dan sepal hampir sama lebarnya.
Habitat dan Distribusi
Anggrek Tien Soeharto merupakan anggrek yang tumbuh di permukaan tanah dan akarnya menyerap unsur hara langsung dari dalam tanah. Kelebihan spesies ini yaitu sangat toleran terhadap tanah yang miskin hara.
Termasuk dalam salah satu anggrek tanah dengan pertumbuhan merumpun, spesies ini menyukai tempat terbuka di antara rerumputan serta tanaman lain pada ketinggian 1.700 mdpl.
Anggrek bercorak indah ini tersebar di daerah Siborong-Borong hingga Sidikalang pada ketinggian 1680 m di atas permukaan laut (dpl) dan juga pegunungan Leuser Aceh ketinggian 2600 mdpl. Dan hanya ada di dataran tinggi dan kering di Sumatra bagian Utara.
Pada tahun 2017, pendaki bernama Yusron Efendi Ritonga menemukan anggrek Tien Soeharto secara tidak sengaja di sepanjang jalur pendakian Gunung Sibuatan, Sumatra Utara.
Eksistensi anggrek terestrial ini semakin minim di alam. Habitatnya tergusur oleh tanaman sayuran. Yang memprihatinkan, populasinya semakin sedikit. Ketersediaan biji sebagai bahan perbanyakan tanaman pun minim. Menurut World Conservation Monitoring Centre status konservasi anggrek hartinah adalah endangered dan kategori A untuk spesies prioritas konservasi tumbuhan Indonesia.
Kegunaan dan Manfaat
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, spesies anggrek ini masuk dalam kategori tanaman dilindungi.
Anggrek Tien Soeharto merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai potensi komersial sebagai induk silangan karena mempunyai warna bunga yang menarik. Selain sebagai tanaman hias yang bernilai tinggi, anggrek ini dapat menghasilkan buah dan biji untuk perkecambahan in vitro.
Taksonomi Anggrek Tien Soeharto (Cymbidium hartinahianum)
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin