Amanita muscaria adalah jenis jamur beracun yang tergabung dalam divisi Basidiomycota. Walau memiliki warna yang cantik, racun jamur tersebut dapat menyebabkan kerusakan fatal pada organ tubuh manusia.
Seperti namanya, Amanita muscaria ahli identifikasi ke dalam genus Amanita dan keluarga Amanitaceae. Ia berasal dari ordo Agaricales, serta berkerabat dengan Amanita phalloides.
Tidak cuma kadar toksin, penampilan kedua Amanita ini memang mirip. Mereka memiliki warna topi yang sangat mencolok, dengan bercak-bercak putih di sekitar permukaannya.
Genus Amanita setidaknya memiliki 600 anggota spesies. Tidak semua spesies mempunyai kadar toksin mematikan, bahkan ada pula yang tergolong aman kita konsumsi atau edible.
Morfologi dan Ciri-Ciri Amanita Muscaria
Jamur Amanita muscaria mempunyai warna bervariasi, mulai dari merah terang, jingga, kuning, oranye, hingga putih, tergantung dari subspesies serta wilayah persebarannya.
Selain itu, jamur ini juga tidak memiliki cincin pada bagian batangnya. Untuk mengetahui lebih jelas terkait ciri-ciri jamur Amanita tersebut, simak uraian lengkap di bawah ini.
- Tudung (Cap); berbentuk bulat atau oval dengan diameter 7-21 cm. Setelah cukup dewasa, bentuk tudung berubah menjadi rata dengan permukaan berbintik dan lengket. Ketika sudah tua, warna merah cerah pada tudung berubah menjadi agak gelap.
- Insang (Lamella); sebagian besar permukaan insang tidak menempel pada batang jamur. Tampilan insang sendiri cukup rapat dan beruas-ruas, serta umumnya berwarna putih.
- Batang (Stem); memiliki panjang sekitar 7-18 cm dengan tebal mencapai 3,5 cm. Bagian ini berwarna putih, agak berbulu, serta memiliki pita konsentris yang tampak seperti rok.
Daging Amanita muscaria terlihat berwarna putih bersih. Warnanya tidak akan berubah jika terkena udara, serta tidak mengeluarkan bau busuk seperti jamur beracun kebanyakan.
Habitat dan Distribusi Amanita Muscaria
Pada dasarnya, Amanita muscaria dapat kita jumpai di berbagai daerah mulai dari kutub sampai tropis. Daya adaptasinya terbilang tinggi dan tahan terhadap semua kondisi cuaca.
Di banyak daerah, spesies Amanita ini disebut juga sebagai fly agaric atau fly amanita. Ia mulanya berasal dari daerah beriklim sedang dan boreal, tepatnya di belahan bumi utara.
Waktu berbuah jamur ini berbeda-beda di sejumlah wilayah. Mereka berbiak saat musim panas dan gugur di Amerika Utara, tetapi antara musim gugur dan dingin di pantai Pasifik.
Menariknya lagi, Amanita muscaria kerap menjalin hubungan simbiosis dengan beberapa jenis tumbuhan seperti pohon pinus, oak, cemara, fir, birch atau betula, serta pohon aras.
Bahkan di Selandia Baru, Tasmania dan Victoria, fungi ini dianggap sebagai gulma. Ia berbiak di sekitar pohon-pohon tersebut, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan habitat hutan.
Kandungan Racun Jamur Amanita Muscaria
Amanita muscaria memang sangat beracun, dampaknya bahkan terasa dalam waktu 2-3 jam setelah konsumsi. Gejala keracunan jamur ini biasanya diare, vertigo, serta muntah-muntah.
Dalam kasus yang lebih parah, kandungan racun fly agaric bahkan dapat mengakibatkan koma sampai kematian. Senyawa asam ibotenat pada jamur ini memang sangat berbahaya.
Di dalamnya bahkan terkandung senyawa muscimol, yang memiliki sifat halusinogen serta psikoaktif. Kedua senyawa ini dapat mempercepat gangguan sistem saraf dan halusinasi.
Jika tertelan, mulut akan terasa kering dan irama jantung menjadi cepat. Fatalnya, banyak orang dengan sengaja memakan jamur tersebut untuk mendapatkan efek halusinogennya.
Walau perbedatan antara efek dan manfaat jamur Amanita muscaria masih terjadi sampai saat ini. Tidak memakan jamur tersebut adalah cara terbaik untuk menghindari racunnya.
Taksonomi Spesies Jamur Fly Agaric
Penulis : Yuhan al Khairi