Jamur Amanita bisporigera dikenal juga dengan nama Destroying Angel atau Death Angel. Merupakan jenis jamur beracun dari famili Amanitaceae yang terkenal beranggotakan banyak genus jamur beracun bagi manusia.
Penamaanya berdasarkan penampilannya yang terlihat biasa saja namun memiliki racun yang mematikan. Namun, nama Destroying Angel atau Death Angel tidak hanya dimiliki oleh jamur ini saja, tetapi juga pada jamur A. virosa dan A. verna di Amerika Utara bagian timur dan A. ocreata di Amerika Utara bagian barat.
Jamur Destroying Angel berkerabat dengan jamur death cap (Amanita phalloides), Jackson’s Slender (Amanita jacksonii), dan Fly agaric (Amanita muscaria).
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Jamur ini memiliki tampilan yang mencolok berwarna putih bersih di seluruh tubuhnya. Tudung jamur ini hampir terlihat tidak pernah memiliki bercak atau benjolan yang tumbuh. Tudungnya berukuran 2,5-10 cm dengan agak lonjong, sedikit cembung seperti lonceng.
Teksturnya kering atau sedikit lengket berwarna putih pekat atau putih gading. Seiring bertambahnya usia, warna jamur ini juga sedikit berubah menjadi agak kuning atau merah muda.
Selain itu, panjang batangnya berkisar antara 5,5-14 cm dengan tebal 0,5-2 cm. Jamur ini umumnya berbentuk meruncing ke ujung dan melebar pada bagian pangkalnya. Terdapat volva atau sisa pembungkus yang pada dasar batang yang berwarna putih. Bagian daging jamur ini ketika dibelah juga berwarna putih. Sporanya berukuran 7-10 x 6-9 µ berbentuk subglobose atau elips.
Sementara itu, jamur A. bisporigera tidak memiliki aroma khas ketika masih muda. Namun seiring bertambahnya usia akan muncul aroma busuk seperti daging busuk. Mengutip dari berbagai sumber, jamur A. bisporigera dapat dibedakan dari jenis jamur destroying angel lainnya berdasarkan basidianya yang bercabang dua, sporanya berbentuk bundar, serta reaksi munculnya warna kuning pada tudungnya ketika ditetesi zat kimia KOH.
Habitat dan Distribusi
Jamur A. bisporigera bersimbiosis dengan pohon ek, tetapi dapat tumbuh juga di atas batang kayu yang lain. Dapat kita temukan pada musim panas dan musim gugur. Jamur Destroying Angel telah terdistribusi secara luas dan paling banyak ditemukan di Amerika Utara bagian timur.
Kandungan Jamur Amanita bisporigera
Jamur ini mengandung amatoksin, yakni racun yang sangat kuat, kerapkali menimbulkan efek gagal fungsi hati pada korbannya. Efek racun yang muncul setelah mengonsumsi jamur ini tidak langsung muncul. Hal ini menyebabkan orang yang memakannya merasa aman (palsu).
Kasus keracunan akibat makan jamur ini pertama kali dilaporkan terjadi pada tahun 1957 di Meksiko. Dari ke tiga anggota keluarga yang memakan jamur ini, hanya satu orang yang selamat. Keracunan jamur ini ditandai dengan beberapa tahapan yang berbeda.
Tahap inkubasi, berlangsung sekitar 6-12 jam setelah konsumsi, tahapan ini belum muncul gejala apapun. Selanjutnya tahap gastrointestinal sekitar 6-16 jam setelah konsumsi, mulai muncul rasa sakit perut, muntah-muntah, hingga diare selama 24 jam.
Hal ini menyebabkan terjadinya dehidrasi parah, ketidakseimbangan elektrolit, dan syok. Gejala awal ini mungkin terkait dengan racun lain seperti phalloidin.
Kemudian tahap sitotoksik, sekitar 24-48 jam setelah konsumsi, mulai muncul tanda-tanda kerusakan hati seperti penyakit kuning, hipoglikemia, asidosis, dan perdarahan. Akhirnya, terjadi peningkatan kadar protrombin dan kadar amonia dalam darah, serta muncul tanda-tanda gagal ginjal.
Taksonomi Amanita bisporigera
Penulis: Anisa Putri
Editor : Ari Rikin