Tanaman alfalfa atau lucerne dikenal juga dengan nama ilmiah Medicago sativa. Berasal dari famili Fabaceae atau leguminosae, berkerabat dengan kedelai (Glycine max), kacang polong (Pisum sativum), kacang tanah (Arachis hypogaea), dan lainnya.
Alfalfa merupakan legum hijauan yang penting dan disebut juga sebagai “Queen of forages”. Karena kemampuan adaptasinya yang luas, hasil panen dan kualitas yang tinggi. Di samping itu, tanaman alfalfa mudah untuk dimodifikasi secara genetik, oleh sebab itu tanaman ini sering dianggap ideal untuk produksi produk transgenik skala besar.
Akar Alfalfa Tumbuh Panjang ke Dalam Tanah
Alfalfa merupakan tanaman tahunan dengan akar yang tumbuh panjang ke dalam tanah hingga 4 meter. Bahkan di kondisi tanah yang baik akar alfalfa dapat tumbuh hingga 7-9 m. Batangnya tumbuh tegak setinggi 1 m, daunnya trifoliate (3 helai daun muncul dari titik yang sama) berukuran panjang 10-45 mm dan lebar 3-10 mm.
Sementara bagian bunganya berbentuk bulat atau oval berwarna kuning, biru atau ungu. Bagian buahnya berupa polong keriting berbiji 2 hingga 8 yang berubah warna dari hijau menjadi cokelat ketika masak.
Selain itu, alfalfa juga hermaprodit (memiliki organ betina dan jantan) dan penyerbukannya dibantu oleh serangga seperti lebah dan kupu-kupu. Berbunga dari bulan Juni hingga Juli, dan bijinya matang dari bulan Juli hingga September.
Mudah Beradaptasi dan Distribusinya Luas
Tumbuh dari dataran beku di Kanada Selatan dan China Timur hingga iklim sedang di Lembah Tengah Chili hingga padang pasir yang membara di Meksiko hingga Afrika Utara dan Selatan. Alfalfa lebih menyukai tanah yang kering atau lembap dan dapat mentolerir kekeringan.
Menghasilkan Senyawa Coumestrol
Melansir berbagai sumber, tanaman ini disebut menghasilkan senyawa coumestrol, yang memiliki efek estrogenik yang lemah, dan dicurigai menyebabkan kemandulan pada ternak. Namun, estrogenik tersebut berguna dalam mengobati masalah menstruasi dan monopause pada manusia. Bagian daunnya diketahui mengandung vitamin A, B, C, dan K, serta sumber protein yang baik.
Di samping itu, daunnya yang segar ataupun dikeringkan, secara tradisional telah digunakan sebagai suplemen penambah nafsu makan dan meningkatkan berat badan. Daunnya juga mengandung senyawa antioksida tricin.
Bagian akarnya bersifat antibakteri, dan digunakan untuk penurun panas, asma, diabetes, dan gangguan pencernaan. Namun perlu diperhatikan, penggunaan alfalfa sebagai obat herbal tidak boleh diresepkan untuk penderita penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis.
Taksonomi Alfalfa
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin