Jakarta (Greeners) – Keragaman hewan liar dan domestik di Indonesia berpotensi mengubah status monkeypox atau cacar monyet menjadi endemi. Sebab monkeypox tak sekadar menular ke manusia, tapi juga ke hewan sehingga berpeluang sebagai endemi.
Pakar Epidemiologi Grifith University, Dicky Budiman menyatakan, ancaman penyebaran monkeypox ke hewan sangatlah besar. Kondisi ini diperparah dengan perilaku manusia yang masih abai dalam tata kelola hewan.
“Itu yang menempatkan Indonesia sebagai posisi rawan endemi monkeypox. Kalau kita gagal mengendalikannya maka bisa merebak ke populasi umum,” katanya kepada Greeners, Jumat (26/8).
Jika telah masuk ke populasi umum, itu artinya akan menyerang juga kelompok rawan, seperti ibu hamil, lansia, serta anak-anak.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa kali pertama hewan, yakni seekor anjing di Paris positif terinfeksi penyakit monkeypox. Anjing tersebut diketahui tertular dari pemiliknya.
Dicky mengungkapkan, penularan monkeypox kepada hewan sama halnya dengan ke manusia. Karena penyakit ini termasuk penyakit zoonotic. Maka penularannya bisa melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi pada hewan.
Demikian pula hewan bisa menularkannya ke manusia. “Selain kontak erat, misalnya juga bisa saat manusia menangkap, memproses hingga mengonsumsi daging hewan tersebut, seperti hewan liar,” imbuhnya.
Jaga Kesehatan Hewan Cegah Penularan Monkeypox
Ia mendorong pemerintah melakukan intervensi sehingga fokus pada kesehatan hewan untuk mencegah berbagai wabah. Misalnya, memastikan kesehatan hewan domestik yang kontak erat dengan manusia, seperti kucing dan anjing melalui pemeriksaan rutin.
“Kalau perlu pemerintah harus memastikannya melalui sanksi maupun teguran agar mereka memeriksanya secara berkala. Karena ini sangat berbahaya, bukan sekadar hewan, tapi juga manusia,” tuturnya.
Ia mengungkap, 75 persen penyakit yang mewabah ke manusia berasal dari hewan. Hal paling penting selanjutnya yakni memastikan Dinas Kesehatan Hewan mempunyai program khusus untuk merespon mitigasi wabah. “Ini bukan hanya berlaku pada monkeypox tapi juga penyakit dari hewan lainnya,” tegasnya.
Dicky juga menyebut, tingkat kerawanan hewan domestik akan penularan monkeypox sangat tinggi menyusul kontak erat dengan manusia. Seperti tidur bersama, menjilat sehingga menjadi sumber penularan. Selain itu juga penularan jenis hewan satu ke hewan lainnya. “Seperti dari anjing ke kucing, lalu ke anaknya dan hewan lain,” paparnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya antisipasi potensi penularan monkeypox pada hewan pengerat. Hal ini untuk mencegah potensi penyakit ini menjadi endemi besar.
Kasus Pertama di Indonesia
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan penyakit cacar monyet (monkeypox) terkonfirmasi dengan satu kasus positif di Jakarta.
Kementerian Kesehatan mengimbau, masyarakat agar tidak panik karena daya tular dan fatalitas cacar monyet sangat rendah dibandingkan dengan Covid-19.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengimbau, masyarakat tak panik. Saat ini ada 39.718 kasus konfirmasi cacar monyet di seluruh dunia namun yang meninggal hanya 12 orang, atau kurang dari 0.001% dari total kasus.
“Selain itu, transmisi monkeypox tak semudah Covid-19 yang menular melalui droplet di udara. Penularan monkeypox melalui kontak erat,” imbuhnya.
Mengutip laman setkab.go.id,Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan dua instruksi untuk mencegah penyebaran kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia. Pertama, Presiden menginstruksikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk segera menyediakan vaksin cacar monyet.
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan pada jajaran terkait untuk memperketat pemeriksaan pintu-pintu masuk ke Indonesia.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin