Jakarta (Greeners) – Beberapa wilayah pesisir di Indonesia berpotensi besar terdampak banjir rob. Ini menyusul fenomena bulan baru atau super new moon yang menyebabkan meningkatkan pasang air laut maksimum.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan fenomena super new moon atau fase bulan baru dengan perigee akan terjadi secara bersamaan. Adapun perigee merupakan saat bulan dan bumi berada dalam jarak sangat dekat.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan, faktor astronomi ini sudah cukup kuat menjadi banjir pesisir. “Adanya fenomena ini yang bersamaan dengan perigee pada tanggal 21 Januari 2023 berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum,” katanya ,kepada Greeners, Jumat (20/1).
Ia menambahkan, adanya perbedaan setiap fenomena fase bulan baru berdampak pada perbedaan ketinggian dan luas genangan rob di daratan.
Eko juga menyebut, potensi banjir rob ini berbeda waktu dan hari di tiap wilayah. Ia meminta masyarakat pesisir meningkatkan kewaspadaan.
Banjir rob ini akan berdampak pada aktivitas di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir dan aktivitas tambak garam dan perikanan darat.
Mitigasi Kurang Optimal
Sementara itu Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai, selama ini tak banyak mitigasi dari pemerintah untuk mengantisipasi banjir pesisir ini. Masyarakat pun tak bisa optimal dalam mengantisipasi.
“Sehingga bisa dipastikan kawasan pesisir akan diterjang banjir rob kembali. Pemukiman akan terdampak banjir dan kegiatan perekonomian dan aktivitas lain akan terganggu atau lumpuh,” kata dia.
Nirwono menyebut, ancaman banjir ini akan selalu datang bersamaan dengan fenomena alam fase bulan baru. Namun, dengan masih minimnya upaya mitigasi maka akan semakin merugikan masyarakat.
Banjir rob bisa semakin parah terlebih jika diikuti hujan deras. “Potensinya akan semakin besar, bahkan wilayah yang biasa tak kena banjir, bisa ikut terkena banjir rob,” imbuhnya.
Pemerintah seharusnya lebih berani untuk melakukan berbagai perombakan. Misalnya, mulai dari restorasi kawasan pesisir, merelokasi pemukiman ke rusun terdekat. Selanjutnya, menghijaukan kembali kawasan pesisir.
“Reforestasi hutan mangrove lebih prioritas ketimbang membangun tanggul dan pengadaan pompa sementara yang sifatnya jangka pendek,” tandasnya.
Data Prediksi Banjir Rob
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin