Jakarta (Greeners) – Bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, telah menyampaikan visi dan misi mereka ke Komisi Pemilihan Umum beberapa waktu lalu. Kini, siapa pun dapat mengkritisi visi dan misi kedua pasangan tersebut untuk nantinya menetapkan pilihan pada Pemilihan Umum Presiden yang akan berlangsung tanggal 9 Juli mendatang.
Demikian halnya dengan Aliansi Desa Sejahtera (ADS). ADS mencoba menakar visi misi terkait Kedaulatan Pangan kedua capres-cawapres dengan 4 Pilar Kedaulatan Pangan di Jakarta (30/05). Aliansi tersebut menyimpulkan bahwa visi misi kedua pasangan tersebut memiliki banyak kekurangan dan menimbulkan pertanyaan mengenai pencapaiannya dalam lima tahun ke depan.
“Visi dan Misi kedua pasangan masih belum utuh dan cenderung bombastis. Keduanya mengartikan Kedaulatan Pangan sebatas pada wilayah produksi semata. Keduanya banyak mengungkapkan janji tanpa berpijak pada realitas yang ada,” jelas Tejo Wahyu Jatmiko, Koordinator Nasional ADS.
Tejo mencontohkan, tim Jokowi-Kalla berjanji menyediakan 2 hektar per Kepala Keluarga petani gurem, pencetakan sawah baru dan lahan kering seluas 1 juta hektar. “Itu menggunakan lahan siapa?” tanyanya.
Sementara, tim Prabowo-Hatta menargetkan 2 juta hektar lahan baru untuk produksi pangan dan memperkerjakan 12 juta orang. Menurut Tejo, hal ini menempatkan petani sebagai pekerja dan bukan pengelola pangan.
“Bagaimana dapat mewujudkan Kedaulatan Pangan, jika tidak ada yang bicara tentang subsidi, asuransi, dan juga daulat benih? Sementara, impor pangan dan perjanjian internasional yang terkait dengan lemahnya sistem pangan kita masih dianggap keharusan,” ujar Said Abdullah dari pokja beras. Said yang juga Manajer Advokasi dari Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), turut menyoroti program Prabowo-Hatta yang dinilai tidak cukup mendukung produsen pangan skala kecil.
ADS menilai visi dan misi kedua capres dan cawapres masih jauh dari harapan. “Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visa dan misi yang memuat Kedaulatan Pangan, tetapi strategi yang tepat, keberanian untuk memimpin langsung dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan,” tegas Tejo Jatmiko.