Jakarta (Greeners) – Hiruk pikuk ramainya pesta demokrasi empat tahunan yang akan digelar pada 9 Juli 2014 mendatang membuat sejumlah lembaga pelestari lingkungan hidup menggelar diskusi bertemakan ‘Pasca Pilpres 2014 : Masa Depan Lingkungan Hidup Indonesia’.
Diskusi yang dihadiri oleh Greenpeace Indonesia, Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ), dan perwakilan tim sukses dari kedua pasang calon presiden dan wakil presiden ini, membahas tentang posisi kelestarian lingkungan hidup Indonesia dari pandangan kedua capres sesuai dengan visi dan misi yang telah dicanangkan.
“Saya senang bisa hadir di sini karena kami dari kubu pak Jokowi-JK sangat peduli terhadap isu lingkungan dan telah lama melakukan penelitian bersama para praktisi lingkungan hidup,” ujar Wahyu Widodo, perwakilan tim sukses Joko Widodo -Jusuf Kalla saat membuka acara diskusi yang diselenggarakan di Gallery Cafe Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (03/07).
Wahyu mengatakan bahwa kelestarian lingkungan hidup di Indonesia banyak juga dipengaruhi oleh tindakan-tindakan tidak terpuji oleh penghuninya. Seperti korupsi yang dilakukan oleh lapisan pemerintahnya dan mental buruk yang harus direvolusi demi kelestarian lingkungan hidup Indonesia.
Di lain sisi, Syamsul Bahri selaku tim sukses dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, mengatakan permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia lebih dikarenakan terjadinya degradasi lahan, punahnya plasma nutfah serta kepedulian masyarakat yang semakin menurun terhadap lingkungan.
Syamsul juga menyatakan bahwa pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhaan ekonomi saja cenderung bersifat eksploitatif dan konsekuensi yang dihasilkan pada alam akan berdampak negatif terhadap kualitas sumber daya alam itu sendiri.
“Solusi dari kami, yaitu akan melakukan perbaikan pada 77 hektar hutan Indonesia dan melakukan negosiasi di dalam dan luar negri untuk kepentingan hutan Indonesia,” jelas Syamsul.
Menanggapi pemaparan dari kedua tim sukses tersebut, Kepala Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting malah mengaku khawatir karena perlindungan lingkungan nampaknya masih belum menjadi prioritas penting dalam kebijakan pemerintah yang akan datang.
“Kita bisa melihat dengan jelas program dari visi-misi kedua pasangan capres masih akan mengandalkan pengembangan industri ekstraktif dan sumber daya alam untuk menopang pertumbuhan ekonomi kita. Namun, sayang sekali keduanya tidak menyebut-nyebut masalah krisis ekologi yang kita hadapi saat ini,” terang Longgena.
Longgena menjelaskan prinsip-prinsip keberlanjutan dan keadilan lingkungan yang vital dalam strategi pemanfaatan sumber daya alam juga tidak tergambar dengan jelas, baik dari pemaparan kedua tim sukses tersebut maupun dari visi misi kedua capres dan cawapres.
“Dengan kondisi dan kecepatan kerusakan lingkungan hidup kita saat ini, melanjutkan praktek eksploitasi sumberdaya seperti biasa akan membawa kita pada krisis lingkungan yang lebih berat lagi pada masa-masa yang akan datang, dan kita perlu khawatir soal ini,” tutupnya.
(Danny Kosasih)