Bogor (Greeners) – Usai diluncurkan Kamis (12/03), pukul 15.05 WIB di Jakarta, delapan pesepeda “Jelajah Bhumi” tiba di Kebun Raya Bogor pada pukul 17.53 WIB. Etape pertama dengan jarak tempuh 47,3 kilometer ini berhasil ditaklukkan dalam waktu lebih kurang tiga jam. Bersama dengan pesepeda dari empat komunitas sepeda lokal, para pesepeda mendapat beragam informasi menarik seputar Kebun Raya Bogor.
Badan Pengawas Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI), Muhammad Prakosa, menyatakan dirinya menyambut baik kedatangan tim Jelajah Bhumi di Kebun Raya Bogor. Menurut Prakosa, kedatangan tim Jelajah Bhumi ke salah satu pusat konservasi tumbuhan yang memiliki koleksi tumbuhan yang cukup lengkap ini merupakan bagian dari salah misi Jelajah Bhumi, yaitu mengampanyekan pentingnya kebun raya.
“Kebun Raya Bogor merupakan ikon kebun raya Indonesia saat ini. Beberapa tahun terakhir ini kepedulian masyarakat terhadap lingkungan khususnya pelestarian tumbuhan seperti penghijauan dan konservasi masih kurang. Oleh karena itu, kami mempromosikan konservasi ex-situ dalam bentuk lembaga konservasi yang kita namakan kebun raya. Kebun raya salah satu benteng terakhir pelestarian lingkungan,” kata Prakosa dalam acara penyambutan tim Jelajah Bhumi di Kebun Raya Bogor, Jumat (13/04/2018).
BACA JUGA: Kebun Raya Bukan Hanya Tempat Konservasi
Terkait hal ini, Kepala Bidang Konservasi Tumbuhan Exsitu Kebun Raya Bogor Agus Suhatman mengatakan, saat ini Kebun Raya Bogor memiliki 2.000 jenis tumbuhan dan 13.000 spesimen. Di kebun raya ini juga terdapat kalong yang jumlahnya mencapai ribuan. Keberadaan kalong ini, lanjut Agus, yang membuat Kebun Raya Bogor banyak dikunjungi oleh masyarakat, baik untuk keperluan penelitian maupun rekreasi.
“Dengan luas 87 hektar, Kebun Raya Bogor menjadi tempat rekreasi yang paling sering dikunjungi dengan rata-rata pengunjung 1 juta per tahun. Banyak penelitian yang dilakukan di Kebun Raya Bogor ini karena tempat ini memiliki jenis tumbuhan terbanyak di Indonesia,” ujar Agus.
BACA JUGA: 8 Pesepeda “Jelajah Bhumi” Ajak Publik Gelorakan Kejayaan Alam Indonesia
Dalam acara yang sama, pemenang Kalpataru tahun 2005 kategori Pembina Lingkungan, Tarsoen Waryono, turut berbagi pengalaman tentang upayanya melestarikan lingkungan. Ia mengingatkan kembali mengenai fungsi kebun raya.
“Peranan fungsi jasa kebun raya, yaitu bioekohidrologi yang meliputi biologi, ekologi dan ekowisata, serta hidrologi terkait tata air. Secara biologi, burung bisa mencari makan di kebun raya termasuk juga kalong. Kita juga mendapat subsidi oksigen dari tumbuhan yang ada di kebun raya ini,” katanya.
Ia menambahkan, gerakan dan aksi dari Jelajah Bhumi bisa menjadi salah satu cara menyampaikan ke masyarakat untuk memahami dan mencintai alam. “Apakah itu menanami pohon, memelihara pohon, memelihara alam ini dari sampah, itu adalah bagian dari jaga Bumi,” pungkasnya.
Penulis: Dewi Purningsih