Jakarta (Greeners) – Indonesia berhasil mendorong manajemen terumbu karang yang berkelanjutan untuk menjadi agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada Konferensi Lingkungan Hidup PBB ke dua atau United Nations Environment Assembly (UNEA-2) yang digelar pada 23-27 Mei 2016 di Nairobi, Kenya.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antarlembaga, Suseno Sukoyono mengatakan, ada hasil baik yang dibawa Indonesia sepulang pertemuan tersebut. Indonesia, lanjutnya, berpeluang mendapatkan dukungan penuh dari dunia internasional untuk pengembangan dan pengelolaan terumbu karang berkelanjutan.
“Ini merupakan keberhasilan kita ketika Indonesia bisa mengajukan resolusi ini pada pertemuan tingkat internasional,” ujarnya kemarin di Jakarta, Kamis (02/06).
BACA JUGA: Hasil UNEA-2 Diharapkan Mempercepat Tercapainya SDGs
Keberhasilan tersebut, lanjutnya, memberi harapan bagi upaya pelestarian terumbu karang di dunia dan secara khusus di Indonesia. Pasalnya, Indonesia menjadi tempat dari 14% populasi terumbu karang dunia. Bahkan, Indonesia memiliki 82 dari 84 total genus terumbu karang di dunia.
Selain eksplorasi berlebihan, faktor alam dan perubahan iklim, sampah plastik yang berakhir di laut juga mengancam keberlangsungan terumbu karang.
Terkait hal ini, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Industri dan Perdagangan Laksmi Dewanti yang turut menjadi delegasi Indonesia dalam UNEA-2 menyatakan bahwa isu sampah di lautan dan plastik juga menjadi salah satu perhatian hingga akhirnya menjadi resolusi agenda di samping tata kelola terumbu karang.
“Sampah plastik ini juga menjadi perhatian dunia karena 15 persen dari sampah yang masuk ke lautan ialah plastik hingga membuat sebagian ekosistem terumbu karang ditutupi plastik-plastik tersebut,” katanya.
BACA JUGA: 50 Persen Terumbu Karang di Perairan Bulukumba Mengalami Pemutihan
Sebagai informasi, guna mendukung kedaulatan di sektor maritim dan untuk mewujudkan laut Indonesia menjadi “Home of Coral Reef”, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mendirikan pusat edukasi berbagai keanekaragaman hayati mengenai terumbu karang. Pusat edukasi ini bernama Coral Triangle Information and Learning Center (CTI Learning Center) yang dibangun di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Sekretaris Jenderal KKP yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Sjarief Widjaja, dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa dengan diresmikannya gedung ini maka secara resmi Regional Secretariat Coral Triangle Initiative Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) akan memulai aktifitasnya di gedung ini.
“Gedung ini akan menjadi jantung pengelolaan operasional pencapaian tujuan CTI-CFF dan berbagai kegiatan upaya pelestarian terumbu karang, perikanan pesisir serta sumber daya laut lainnya di kawasan segitiga terumbu karang pada khususnya dan belahan dunia lainnya pada umumnya,” kata Sjarief.
Penulis: Danny Kosasih