Jakarta (Greeners) – Pembangunan Kebun Raya Mangrove di Surabaya yang merupakan program utama pada periode pertama Gerakan Jaga Bhumi 2018 terus dikembangkan dan sudah dalam tahap pembuatan master plan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan Kebun Raya Mangrove ini nantinya akan memberikan manfaat besar dalam menjaga lingkungan terutama bagi Surabaya.
“Saya ingin menyampaikan bahwa seringkali orang mengatakan jika membuat sebuah wilayah atau kota yang ramah lingkungan itu akan rugi atau uangnya akan habis untuk lingkungan, tanaman, ataupun hutan kota. Tapi saya buktikan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surabaya pada awal saya menjadi Walikota hanya Rp900 miliar, sekarang PAD Surabaya mencapai Rp5,2 triliun,” ujar Risma dalam pidatonya di acara peluncuran Jaga Bhumi 2019 di Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Risma mengatakan hasil PAD itu bisa didapatkan karena uang untuk perbaikan lingkungan bisa dihemat. Ia mengakui kalau saat memulai memang terasa mahal namun ia menilai itu sebagai investasi.
“Pada awal-awal pemerintahan saya, banyak nelayan yang meminta sumbangan untuk memperbaiki kapal nelayan mereka yang rusak akibat dari terkena ombak. Setelah saya mengobrol dengan Ibu Megawati Soekarnoputri, akhirnya saya tanami pohon cemara udang (di pinggir pantai) dan syukur alhamdulillah sudah hampir tiga tahun ini saya tidak dimintai sumbangan untuk memperbaiki kerusakan kapal nelayan,” tutur Risma.
BACA JUGA: Luncurkan Jaga Bhumi 2019, YKRI Akan Bangun Kebun Raya Tanaman Obat
Selain itu, Risma juga menanami mangrove di sekitar kawasan pantai untuk melindungi pelabuhan. Saat ini tanggul yang terbuat dari mangrove itu sudah ditanami sepanjang 23 kilometer dan masih ada 12 kilometer lagi yang tersisa untuk ditanami tahun depan.
“Saya berharap bahwa Kebun Raya Mangrove ini nantinya akan bisa menyelamatkan lingkungan Surabaya dan sekitarnya. Hampir 50% wilayah Surabaya berbatasan dengan laut, sisi Utara berbatasan dengan Selat Madura dan Timur berbatasan dengan Selat Indonesia. Karena itu manfaat mangrove ini besar sekali. Setelah melihat kejadian yang ada di Palu kemarin pun disadari betul bahwa mangrove bisa menyelamatkan masyarakat Surabaya nantinya,” jelas Risma.
Kebun Raya Mangrove ini juga akan disiapkan sebagai sarana pendidikan dan laboratorium untuk digunakan sebagai tempat penelitian bagi mahasiswa ataupun ahli. “Masyarakat sendiri akan diberikan edukasi bagaimana menjadi tamu yang baik bagi wisatawan nanti. Jadi nanti ada program khusus yang akan ditangani oleh masyarakat dan pemerintah kota,” ujar Risma menambahkan.
BACA JUGA: MoU Pembangunan Kebun Raya Mangrove Surabaya Ditandatangani
Dalam acara peluncuran Gerakan Jaga Bhumi 2019 ini, Gerakan Jaga Bhumi memberikan donasi sebesar Rp2,5 miliar untuk pembangunan Kebun Raya Mangrove kepada Pemerintah Kota Surabaya. Donasi tersebut diberikan secara simbolis oleh Wakil Ketua I Yayasan Kebun Raya Indonesia Michael Sumarijanto kepada Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Michael mengatakan bahwa pada tahun 2018, Gerakan Jaga Bhumi periode pertama menghasilkan pembangunan Kebun Raya Mangrove pertama di dunia di Surabaya. Pembangunan akan berjalan setelah adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara beberapa pihak seperti LIPI, YKRI, dan Pemerintah Kota Surabaya.
“Pembangunan Kebun Raya Mangrove bukan hanya rencana. Saat ini pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di bawah komando Menteri Basuki sudah dalam tahap master plan dan sudah mulai bergerak ke arah pembangunan,” jelas Michael.
Michael mengatakan bahwa akan dibuat semacam rekening khusus untuk pembangunan Kebun Raya Mangrove di Surabaya. “Bantuan diberikan dalam beberapa hal yang diperlukan dan nantinya Ibu Mega sendiri yang akan terjun untuk melihat apa yang bisa dilakukan dari donasi tersebut,” katanya.
Penulis: Dewi Purningsih