Jakarta (Greeners) – Pemerintah saat ini tengah gencar menangani kebakaran hutan dan lahan gambut di Riau, Sumatera Barat. Menurut pemantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) titik api di Kabupaten Bengkalis dan Dumai sudah berkurang. Penyebab karhutla hingga kini masih diselidiki.
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja mengatakan bahwa penanganan karhutla di Riau dilakukan secara komprehensif. Pemadaman darat dilakukan dengan dukungan TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dari perusahaan pemegang izin bidang kehutanan dan perkebunan, dan Masyarakat Peduli Api.
“Untuk pemadaman melalui udara yakni dengan water bombing (menumpahkan air dari udara ke atas lahan yang terbakar) menggunakan air sebanyak 1.270.400 liter. Ini karena banyak tempat yang medan aksesnya sulit dijangkau. Pesawat udara yang digunakan untuk pengendalian karhutla sebanyak 7 unit, yakni 1 helikopter KLHK, 2 helikopter Sinarmas Group, 2 helikopter TNI, 1 pesawat TMC milik TNI, dan 1 helikopter Casa (teknologi modifikasi cuaca). Lalu hujan buatan juga kita buat dari garam yang disemai,” ujar Wisnu pada konferensi pers Penanggulangan Bencana di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (28/02/2019).
BACA JUGA: 1.200 Hektare Lahan Gambut di Bengkalis Terbakar, Dumai Diselimuti Asap
Menurut data satgas BPBD Provinsi Riau tanggal 26 Februari 2019, luas karhutla mencapai total 1178,41 hektare (ha). Dengan rincian per kabupaten diantaranya Rohil 144 ha, Dumai 65,5 ha, Bengkalis 837 ha, Meranti 20,4 ha, Siak 30 ha, Pekanbaru 21,51 ha, Kampar 19 ha, Pelalawan 3 ha, dan Inhil 38 ha.
Tim dari KLHK juga melakukan pemadaman darat dengan menyiagakan 14 regu Manggala Agni (210 personel) dimana 7 regu melaksanakan pemadaman di Pulau Rupat, 2 regu di Kota Dumai dan 2 regu di Kabupaten Rokan Hilir. Manggala Agni melaksanakan pemadaman secara mandiri maupun bersama satgas.
Mengenai jumlah titik api di wilayah Riau, Kepala Sub Bidang Unit Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Radian Bagiyono mengatakan bahwa jumlahnya sudah mulai menurun. Dari pantauan KLHK saat ini, hanya ada tiga titik api di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Dumai.
“Lahan yang terbakar saat ini menurut pemantauan tim di lapangan ada 1.178 ha, kebanyakan di lahan masyarakat dan lahan tidak bertuan. Untuk indikasi bahwa kebakaran dilakukan dengan sengaja masih dilakukan investigasi. Tapi menurut para ahli sebagian besar penyebab karhutla memang dilakukan secara sengaja termasuk di Riau ini,” kata Radian.
BACA JUGA: 11 Perusahaan Perusak Hutan Belum Bayar Denda Pengadilan Rp18,9 Triliun
Radian mengatakan bahwa KLHK sudah menyiapkan beberapa pencegahan seperti melakukan sosialisasi ke masyarakat, kesiapsiagaan dengan aparat BPBD, TNI dan Polri untuk terus mengawasi musim kering selanjutnya di Riau pada bulan Juni-Oktober.
“Mulai awal 2019 BMKG sudah memprediksi adanya El Nino lemah, hal itu cukup memicu kekeringan. Oleh karenanya, kami mengaktifkan orang-orang di lapangan untuk patroli ke desa-desa dan wilayah yang rawan kebakaran. Serta kerjasama dengan BRG untuk mengawasi areal lahan gambut dengan membuat blocking supaya gambut tertutup sehingga air membasahi gambut,” kata Radian.
Penulis: Dewi Purningsih