Serpong, Tangerang (Greeners) – Sebagai negara yang baru merdeka pada 2002, Timor Leste sedang giat melakukan pembangunan ekonomi di segala bidang terutama pada sektor infrastruktur dan energi.
Oleh karena itu, pemerintah Timor Leste perlu meningkatkan kapasitas aparatur pegawainya, salah satunya adalah dibidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL. AMDAL diperlukan untuk memperkecil dampak pembangunan demi mencapai pembangunan berkelanjutan di Timor Leste.
Untuk itu, pemerintah Timor Leste mengirimkan pegawainya untuk belajar tentang AMDAL di Indonesia, dalam kerangka payung kerjasama tiga negara yaitu Indonesia, Timor Leste dan Jepang sebagai negara pendonor dana.
Kerjasama dalam kerangka South-South and Triangular Cooperation merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding on Environmental Cooperation antara Indonesia dan Timor Leste yang ditandatangani pada Mei 2011.
Kerjasama tersebut telah dilakukan sampai pelatihan AMDAL Batch II yang digelar pada 2- 19 September 2013, dengan diikuti oleh 19 orang dengan bertempat di Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) KLH di Serpong, Tangerang, Banten.
Peserta berasal dari National Directorate of Environment (NDE) Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan (Ministry of Commerce, Industry and Environment – MCIE), baik yang berasal dari kantor pusat maupun distrik.
Metode pelatihan adalah pelajaran di kelas, diskusi kelompok, praktek tes kualitas lingkungan di laboratorium, serta kunjungan lapangan ke pelabuhan, jalan tol, kawasan perumahan dan Bandar udara.
Pelatihan digelar pada 2 – 19 September dan resmi ditutup kemarin Selasa (19/09) oleh Deputi Bidang Pengembangan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KLH Henry Bastaman, dihadiri oleh Direktur Jenderal Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan Timor Leste Joao Carlos Soares, perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia, dan Dr. Kanji Usui, advisor JICA Timor Leste.
Henry Bastaman dalam siaran pers KLH yang diterima Greeners mengatakan Indonesia dipilih sebagai tempat pelatihan AMDAL, karena Jepang menilai Indonesia termasuk negara yang terdepan di Asia Tenggara dalam perkembangan sistem AMDALnya. (G02)