Jakarta (Greeners) – Posisi Indonesia sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan Kejuaraan Dunia Arung Jeram (World Rafting Championship/WRC) 2015 yang akan berlangsung di Sungai Citarik, Desa Cijambe, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 29 November hingga 8 Desember mendatang diharapkan mampu meningkatkan rasa percaya diri para atlet arung jeram atau rafter nasional Indonesia.
Meski menjadi tuan rumah, Kapten Tim Nasional (Timnas) Senior Indonesia, Abu Hanifah (31 tahun) mengaku tetap tidak ingin gegabah. Ia menyatakan, walau Indonesia memiliki keuntungan karena sudah sangat mengenal karakter Sungai Citarik, namun tetap harus tampil maksimal. Ia juga meminta agar timnas Indonesia tidak dibebani dengan berbagai target agar selalu siap menghadapi lawan dari manapun.
“Jangan bebani kami dengan berbagai target. Kami siap hadapi lawan manapun. Biarkan anak-anak menikmati lomba dan pastinya semua akan memberikan yang terbaik demi Merah Putih!” tegasnya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Selasa (24/11).
Mengenai calon lawan berat bagi Indonesia, Abu yang sudah melakukan kegiatan arung jeram sejak usia 17 tahun, menyebut kalau Brasil, Ceko, dan Costa Rica adalah lawan terberat mereka. Selain ketiga negara itu, Jepang juga akan diwaspadai mengingat fisik atlit Jepang bukan seperti yang banyak dikenal secara umum karena atlit Jepang memiliki tubuh yang tinggi sehingga memiliki kekuatan saat mendayung.
Mengenai diselenggarakannya acara ini, anggota Timnas Indonesia U-19 Putri, Nita Karlina (16 tahun), menyatakan, mengikuti WRC 2015 Indonesia adalah kehormatan yang sangat besar bagi dirinya mengingat ia baru setahun berlatih arung jeram namun sudah bisa membela Merah Putih.
“Ini bangganya luar biasa. Selain berlatih fisik dengan berlari selama 30-60 menit, angkat besi juga menjadi menu utama kami untuk menambah kekuatan dalam mendayung,” paparnya.
Menurut pelatih Timnas U-19 Putri dan Putra, Aceng Supendi, selain pentingnya berlatih angkat besi untuk olah tubuh, pola makan juga penting untuk dijaga. Kurangnya pengalaman bertanding di tingkat nasional maupun dunia, membuat Aceng berharap anak asuhnya tidak kaget menghadapi atlit asing.
“Makanya penguatan mental juga diberikan pada anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Lomba WRC 2015 Indonesia yang juga rafter senior putri Indonesia sekaligus Ketua Harian Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI) Amalia Yunita mengaku selalu bermimpi lagu “Indonesia Raya” bisa berkumandang dalam kejuaran arung jeram dunia.
“Inilah kesempatan terbaik mewujudkan itu. Atlet tuan rumah tentunya sangat berpeluang menjadi juara karena sudah mengenal medan lomba,” katanya.
Sebagai informasi, Kejuaraan Kategori R6/Rafting 6 (6 pedayung dalam perahu) ini akan berlangsung di Sungai Citarik, Desa Cijambe, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 29 November hingga 8 Desember 2015. Sekitar 650 rafter putri dan putra yang tergabung dalam 73 regu asal 24 negara akan berlomba dalam empat kelas, yaitu Master (di atas usia 40 tahun), Terbuka (untuk semua kelas), Youth/Remaja, di bawah usia 19 tahun (Under-19) dan Junior (U-23).
Setiap negara hanya boleh menurunkan satu regu (6 pedayung dengan satu orang pedayung cadangan) putri dan putra untuk setiap kelas. Indonesia yang menurunkan 49 rafter dalam 7 regu, akan mengikuti semua kelas kecuali Master Putri. Saat ini, Tim Putra Jepang dan Brasil untuk Kelas Terbuka dan Tim Putri Brasil U-23 sudah tiba di Citarik untuk berlatih dan melakukan penyesuaian serta pengenalan medan.
Nomor yang dilombakan dalam WRC 2015 adalah Sprint (adu cepat sepanjang 300 meter), H2H/Head To Head (adu cepat satu regu lawan satu regu dalam kompetisi sistim gugur), Down River (adu cepat sepanjang 8-12 km) dan Slalom (adu cepat melewati beberapa tiang, mengikuti arus maupun melawan arus). Dengan turunnya hujan selama seminggu terakhir, ketinggian air Sungai Citarik sudah mencapai 80 cm, syarat terlaksananya lomba dengan baik.
Penulis: Danny Kosasih