Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong adanya pembatasan pengunjung di 54 taman nasional di seluruh Indonesia. Caranya dengan kebijakan online cashless saat memesan tiket kunjungan ke taman nasional dan taman wisata alam.
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), KLHK, Nandang Prihadi mengatakan, hal ini untuk menjaga kelestarian wilayah konservasi.
“Kebijakan online cashless ini, selain memudahkan penerapan pembatasan kuota pengunjung, juga lebih memudahkan para pengunjung merencanakan aktivitas mereka untuk menjaga kelestarian wilayah konservasi,” katanya di Jakarta, baru-baru ini.
Melandainya pandemi Covid-19 turut menumbuhkan geliat wisata petualangan. Namun, eco tourism harus juga menjaga keberlanjutan alam.
“Semua ilmu tentang eco tourism di kawasan konservasi itu keluar semua selama pandemi,” ucapnya dalam pembukaan acara Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam (FTNTWA) Indonesia di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.
Misalnya, sambung dia perlunya pembatasan kuota. Pengunjung yang berkualitas rela berkontribusi pada konservasi. “Kita perlu pengunjung yang memang mau menjaga lingkungan,” imbuhnya.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sudah Berlakukan Online Cashless
Saat ini hanya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang menerapkan online cashless ini. Itu artinya masih ada 53 Taman Nasional yang harus pemerintah dorong untuk online cashless.
“Sudah ada beberapa yang online. Tapi pembayarannya masih harus dilakukan di luar sistem pemesanan. Kita inginnya semuanya bisa dalam satu sistem,” tuturnya.
Nandang menyebut, kebijakan online cashless di TNBTS sudah berjalan efektif. Bahkan, pada pelaksanaan upacara Kasada beberapa waktu lalu masyarakat adat setempat bersyukur karena kebijakan online cashless ini. Upacara berjalan lebih khidmat karena pembatasan pengunjung ini.
“Berkaca pada TNBTS, kita juga akan menerapkan kebijakan penutupan taman nasional lain di waktu-waktu tertentu untuk konservasi, seperti pada 17 Agustus nanti,” ucapnya.
Wadah Tuangkan Pengalaman Para Pencinta Alam
Sementara itu, di lokasi yang sama Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam (FTNTWA) Indonesia yang juga kolaborasi bersama Indonesia Internasional Outdoor Festival (IIOTFEST) 2022 tersebut berlangsung pada 4-7 Agustus 2022.
Penggagas FTNTWA Dyan Syah menyatakan, melalui tema “Ecotourism for Recovery and Healing”, ia mengajak masyarakat melakukan penyegaran dan memulihkan kondisi jiwa raga melalui alam, masyarakat dan budayanya.
“Kami ingin mengajak masyarakat untuk melakukan penyegaran dan memulihkan kondisi jiwa raga dengan cara menyatu dengan alam. Lalu dengan masyarakat dan budaya lokalnya, seperti yang ditawarkan dalam berekowisata,” katanya.
Dyan berharap festival wisata alam dan taman nasional tersebut sekaligus menjadi penguatan jejaring dan wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman pecinta alam. “Kita berharap festival ini sebagai tanda gairah wisata petualangan tumbuh kembali,” ujarnya.
Ketua acara OUTFEST 2022, Anggara menyatakan kolaborasi acara ini menghadirkan silaturahmi yang erat antara komunitas dan pelaku wisata petualangan. Ia berharap OUTFEST berkelanjutan dan tak sekadar sekali dalam setahun.
Tak hanya itu, festival ini juga menghadirkan talkshow, diskusi, dan berbagai informasi tentang pecinta alam. Selanjutnya, area “Foodcamp” yang menyuguhkan berbagai jenis kuliner dan kopi. Terdapat juga panggung untuk pertunjukan musik dan berbagai pameran taman nasional di Indonesia. Adapun harga tiket masuk FTNTWA Rp 25.000 ribu, dibuka pukul 13.00 hingga 21.00 WIB.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin