Jakarta (Greeners) – Meski pandemi Covid-19 belum berakhir, kewaspadaan terhadap merebaknya ancaman zoonotic virus atau lompatan virus baru dari hewan ke manusia perlu masyarakat tingkatkan.
Pola hidup bersih dan sehat yang mengarah pada keseimbangan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan menjadi penting.
Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, merebaknya berbagai ancaman virus dari hewan ke manusia mengindikasikan ketidakseimbangan ekosistem alam.
Ia menyebut sudah saatnya masyarakat mengambil banyak pelajaran dari Covid-19 yakni melalui perilaku pola hidup bersih dan sehat. Hal tersebut mengarah pada keseimbangan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.
“Karena tanpa itu dan semakin buruknya ekosistem maka akan membuat potensi lompatan-lompatan virus dari hewan ke manusia. Atau bisa terjadi zoonotic virus hingga menjadi wabah,” katanya kepada Greeners, Sabtu (21/5).
One Health Pendekatan Keseimbangan Manusia, Alam beserta Isinya
Guna mencegah penyebaran virus ke manusia, ia menyarankan menggunakan pendekatan one health. Pendekatan ini mengarah pada keseimbangan kesehatan, hewan, manusia serta lingkungan. Berbagai zoonotic virus mengancam manusia karena eratnya kontak keduanya. Padahal virus dengan mudah menular, baik melalui cairan maupun suplai makanan dari hewan yang terinfeksi.
Ia mendesak pemerintah harus aktif melakukan langkah koordinasi baik di tingkat global maupun nasional untuk memastikan health security. Khususnya terkait potensi zoonotic virus.
Pemerintah juga harus mulai memastikan terkait dengan pemetaan keberadaan virus, perubahan karakter virus, pemetaan kesehatan dan lokasi hewan. Hal yang tak kalah penting yakni edukasi, utamanya pada peternak hingga masyarakat yang sering kontak erat dengan hewan liar.
“Adanya virus baru, penyakit baru ini umumnya adanya kontak antara hewan yang memang rentan dengan manusia, seperti peternak. Harus ada pemberian literasi yang rutin,” ungkapnya.
Jangan Sampai Pandemi Berulang karena Virus Baru
Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University Prof. Srihadi Agungpriyono mengatakan, konsep one health menjadi kunci penting dalam mengantisipasi sebaran penyakit menular. Penyakit menular bisa terjadi antarmanusia maupun dari hewan ke manusia.
“Keseimbangan antara manusia, hewan, lingkungan dan semesta menjadi faktor utama dalam menciptakan kesehatan masyarakat sebuah negara bahkan dunia atau global health,” katanya.
Di era globalisasi, lalu lintas manusia, hewan hingga barang dengan mudah keluar masuk ke setiap negara. Kondisi itu, secara tidak langsung membuka lalu lintas penyakit menular. Penyebarannya bisa melalui manusia ataupun hewan seperti SARS, MERS, H1N1 dan Covid-19.
Srihadi meyakini akan ada penyakit menular lain dan bisa menjadi pandemi seperti yang terjadi sekarang. Namun hal itu tentunya bisa diantisipasi dengan kolaborasi dengan berbagai ilmu. Semua negara pun harus mengimplementasikan one health.
“Penyakit seperti ini (penyakit menular, virus dan lain-lain) tidak akan berhenti hanya sampai saat ini. Pasti akan ada lagi dan lagi di kemudian hari. Tidak bisa dokter yang berperang sendiri,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, one health ini bukan hal baru. Sejak zaman dahulu banyak yang ingin pemecahan masalah tidak lagi terpilah. Sejak marak penularan SARS, MERS, flu babi, flu burung dan lain-lain sampai saat ini Covid-19. Jadi Perserikatan Bangsa-Bangsa memformalkan istilah itu.
Oleh sebab itu, semua negara harus mengimplementasikan konsep one health jika ingin dunia kembali sehat.
Penulis : Ramadani Wahyu dan Sol
Editor : Ari Rikin