Jakarta (Greeners) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyiapkan dua strategi penanganan longsor di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Tak hanya longsor, strategi itu juga untuk menangani kekurangan bahan makanan.
Hal tersebut Muhadjir sampaikan saat memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Penanganan Dampak Bencana Tanah Longsor dan Bencana Kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, pada Rabu (25/10).
Dalam penanganan kekurangan bahan makanan, pemerintah akan membangun lumbung pangan. Ini akan menjadi gudang pasokan pangan di kala bencana hidrometeorologi. Sehingga, tidak akan terjadi kekurangan bahan makanan.
“Pemerintah melalui BNPB dan Kementerian Sosial akan membangun lumbung pangan dan gudang pangan di daerah rawan ini. Pada bulan sebelum prediksi akan terjadi kelangkaan bahan pangan, kami akan mengirimkan stok di tempat itu. Sehingga, korban terdampak tidak akan terjadi secara serius mana kala kejadian itu terjadi,” ujar Muhadjir.
BACA JUGA: Kejadian Bencana Bakal Berulang, Siaga dan Kurangi Dampaknya
Sementara, dalam jangka panjang, pemerintah mengupayakan ketahanan pangan. Itu melalui varietas pangan baru agar bisa lebih tahan cuaca ekstrem dan tidak terancam gagal panen.
Muhadjir menambahkan, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan melakukan langkah-langkah konkret. Sehingga, peristiwa kekurangan bahan pangan setiap terjadinya bencana hidrometorologi di Papua Pegunungan dan Papua Tengah bisa teratasi dengan permanen.
“Sehingga, bahan pangan pokok mereka yang selama ini tergantung pada umbi-umbian bisa tercukupi. Jadi, tidak terus-terusan mengandalkan bantuan dari pihak luar. Kami upayakan masyarakat untuk bisa bergerak ke depan yang bisa memiliki ketahanan pangan yang baik,” kata Muhadjir.
Bencana Longsor Dipicu Hujan Tinggi
Sementara itu, bencana longsor di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, dipicu oleh intensitas hujan tinggi sejak akhir Agustus 2023. Longsor terjadi di Distrik Anggruk dan Distrik Panggema, serta gagal panen di Distrik Amuma.
Longsor juga menyebabkan kekurangan bahan pangan dan kelaparan. Tercatat 22 penduduk meninggal dunia dalam periode Februari sampai dengan Oktober 2023. Pemerintah Kabupaten Yahukimo pun telah menyatakan status tanggap darurat bencana menghadapi bencana longsor ini.
BACA JUGA: Waspada Hujan Lebat dan Potensi Bencana Dampak Siklon Tropis Teratai
Upaya penanganan darurat bencana longsor telah dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Misalnya, seperti pendistribusian bantuan pangan dan logistik oleh Kemensos dan BNPB. Selain itu, juga ada bantuan pesawat pengangkut untuk mengangkut bantuan ke daerah terdampak.
BNPB Salurkan Bantuan
Untuk penanganan lanjutan, BNPB akan memberikan bantuan untuk rumah warga terdampak yang mengalami rusak berat sebesar 60 juta dan rusak ringan 15 juta. Dukungan awal BNPB ini berupa logistik dan peralatan penanggulangan bencana. Selain itu, akan ada rekontruksi atas kerusakan sarana prasarana dan pengembangan serta perbaikan jalur darat guna memperlancar transportasi antar distrik.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia