Jakarta (Greeners) – Sebanyak 18 orang meninggal dunia akibat bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel). Longsor terjadi di dua titik, yaitu Kelurahan Manggau dan Lembang Randan Batu.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, pemicu tanah longsor tersebut adalah hujan berintensitas tinggi pada wilayah dengan kondisi tanah yang tidak stabil pada Sabtu (13/4) pukul 22.30 WITA. Sebanyak 14 orang meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan di Lembang Randan Batu, Makale Selatan, empat warga meninggal dunia.
Pejabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, menyampaikan duka cita mendalam atas bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Tana Toraja ini.
BACA JUGA: Kejadian Bencana Bakal Berulang, Siaga dan Kurangi Dampaknya
“Atas nama pemerintah provinsi dan masyarakat Sulawesi Selatan, kami mengucapkan duka cita yang mendalam atas peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita di Tana Toraja,” ucap Bahtiar lewat keterangan tertulisnya, Minggu (14/4).
Bahtiar pada Minggu sore juga langsung berangkat ke Toraja untuk menyampaikan duka cita kepada keluarga korban, sekaligus memastikan proses evakuasi bagi warga yang belum ditemukan. Begitu pun dengan bantuan yang turun. Kepala BPBD Sulsel, Kepala Dinas Sosial Provinsi bersama tim provinsi lainnya, bersama Forkopimda juga ikut meninjau lokasi.
“Kami maksimalkan segala potensi untuk memberikan bantuan dan evakuasi. Tim dari BPBD dan Dinas Sosial sudah menuju lokasi longsor di Toraja,” kata Bahtiar.
Pencarian Masih Berlanjut
Sampai saat ini, BPBD Tana Toraja bekerja sama dengan tim pencarian dan pertolongan. Keduanya masih berupaya mencari warga yang hilang. Tim reaksi cepat BPBD Tana Toraja juga melaksanakan asesmen serta penanganan darurat.
BACA JUGA: Waspada Peningkatan Curah Hujan Jabodetabek 3 Hari Ke Depan
Adapun dalam upaya penanganan darurat ini, tim gabungan menghadapi kendala antara lain kondisi cuaca yang masih sering turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Kemudian, medan atau lokasi longsor sulit karena berada di daerah dataran tinggi dan kurangnya penerangan pada malam hari.
Adanya titik longsor di beberapa titik sepanjang jalan menuju Kecamatan Makale pun mengakibatkan jalan sulit dilalui kendaraan. Sehingga, tim penanganan darurat harus berjalan kaki untuk mencapai lokasi. Tim gabungan juga membutuhkan alat berat untuk membuka akses jalan serta unit ambulans untuk mengevakuasi korban.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia