Tahun Lalu, Jakarta Dihuni 10.015.712 Jiwa Penduduk

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: pixabay.com

Jakarta (Greeners) – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk DKI Jakarta per-31 Desember 2014 berjumlah 10.015.712 jiwa, dengan rincian 10.012.271 jiwa penduduk berkewarganegaraan Indonesia dan 3.441 jiwa Warga Negara Asing atau WNA.

Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, Sapto Wibowo juga menyatakan bahwa hingga saat ini wilayah terpadat menurut catatan dari dinasnya berada di Kelurahan Anyar, Jakarta Barat dengan jumlah luasan wilayah sebesar 89.853 jiwa/km2.

“Terbanyak ada di Kelurahan Kapuk, Jakarta Utara yaitu sebanyak 150.410 jiwa,” terang Sapto kepada Greeners, Jakarta, Selasa (13/10).

Tabel: Dok. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta

Tabel: Dok. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta

Menanggapi hal tersebut, Pengamat dan Pakar Tata Kota Hijau dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menyatakan bahwa tingginya tingkat populasi penduduk di DKI Jakarta lebih dikarenakan daya tarik yang diberikan oleh Ibukota masih begitu besar. Ditambah lagi keberadaan infrastruktur besar, pembangunan proyek dan pusat pemerintahan berada di Jakarta.

“Suka tidak suka, Jakarta masih akan terus menjadi “magnet” bagi masyarakat luar Jakarta selama daerah-daerah masih belum berkembang,” jelas Joga.

Namun yang menarik, katanya lagi, trend yang terjadi saat ini adalah berpindahnya golongan menengah di Jakarta ke wilayah-wilayah penopang seperti Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi namun tetap bekerja di Jakarta. Sehingga keberadaan mereka (golongan menengah -red) tidak menambah jumlah kepadatan penduduk di Jakarta.

Saat ini, menurut Joga, Jakarta masih belum maksimal dalam mengembangkan dan mengelola tata ruang yang ada. Padahal, lanjutnya, sistem tempat tinggal vertikal seperti rumah susun dan sistem tempat tinggal terpadu di mana di sana terdapat sekolah, tempat tinggal, taman, perkantoran dan berbagai fasilitas umum yang berada di satu kawasan mulai dikembangkan di daerah perkotaan.

“Sistem ini akan mendorong orang untuk mau bersepeda dan tidak menggunakan mobil sebagai alat transportasi. Apalagi jika sistem ini diperluas di wilayah-wilayah penopang Jakarta. Pasti akan sangat berpengaruh. Selain Jakarta akan tetap menampung kedatangan penduduk, kualitas lingkungannya pun akan semakin terjaga,” pungkasnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top