Jakarta (Greeners) – APCO Worldwide melakukan survei global perdana bersama World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). Survei membuktikan, sebanyak 70% responden setuju akan peran penting sektor bisnis dan teknologi dalam mendorong solusi berkelanjutan. Hal itu untuk mencapai target iklim Perjanjian Paris.
“Kondisi saat ini semakin mendesak kita sebagai warga planet untuk bertindak bersama dalam mengatasi perubahan iklim. Namun, jelas bahwa upaya kita sekarang masih jauh dari cukup. Bagian tersulitnya adalah mengamankan pendanaan dan teknologi mutakhir untuk membuat perubahan. Kemudian, soal berkomunikasi secara efektif untuk mendapatkan dukungan dari semua pemangku kepentingan,” ungkap Founder dan Executive Chair APCO Worldwide, Margery Kraus melalui keterangan rilisnya.
BACA JUGA: Kebutuhan Lahan, Peningkatannya Berdampak pada Deforestasi dan Perubahan Iklim
Sementara itu, APCO Insight, divisi penelitian global APCO, berhasil melakukan survei online di 39 negara pada 15–23 Agustus 2023 bersama dengan WBCSD. Sebanyak 24.300 orang dewasa berpartisipasi dalam survei ini secara daring, dengan rata-rata 600 responden per negara. Total sampel mencapai 1.500 di Amerika Serikat.
Survei ini telah mengukur persepsi terhadap kemajuan menuju tujuan iklim, serta kontribusi berbagai aktor terhadap tujuan tersebut. Selain itu, survei juga bertujuan mengukur pentingnya komunikasi mengenai isu iklim untuk meningkatkan dukungan terhadap tindakan lebih lanjut.
Komunikasi Faktor Penting untuk Dukungan Aksi Iklim
Selain itu, melaksanakan strategi dekarbonisasi (pengurangan emisi gas rumah kaca) merupakan hal yang rumit dan mahal. Sehingga, memerlukan visi strategis, tindakan berani, dan komunikasi yang jelas antara semua pemangku kepentingan.
Komunikasi menjadi faktor yang sangat penting. Sebab, dukungan masyarakat terhadap aksi terkait perubahan iklim akan meningkat secara signifikan. Namun, itu terjadi apabila masyarakat mempunyai informasi yang cukup mengenai isu tersebut.
BACA JUGA: Indonesia Ajak Dunia Perhatikan Peran Laut Dalam Mitigasi Perubahan Iklim
“Survei ini menunjukkan sinyal jelas dari konsumen, bahwa kerangka kerja umum dan transparan yang membantu masyarakat dengan mudah mengenali dan memberikan penghargaan. Khususnya, terhadap kinerja dan pertanggungjawaban perusahaan terkait perubahan iklim yang ambisius akan disambut baik,” imbuh Wakil Presiden Eksekutif WBCSD, Dominic Waughray.
Oleh karena itu, perlu kerangka kerja yang umum, terstandardisasi, dan transparan untuk membantu melihat dan mengomunikasikan kinerja perusahaan dalam isu-isu terkait perubahan iklim kepada publik.
Publik Optimistis Dunia Bica Capai Target Perubahan Iklim
Survei ini juga membuktikan sebagian publik optimistis dunia akan mencapai target-target terkait perubahan iklim. Sebanyak 55% responden merasa pencapaian target net zero global pada tahun 2050 pasti atau mungkin dapat tercapai. Namun, tingkat kepercayaan ini sangat bervariasi antar wilayah.
Beberapa wilayah berkembang pun muncul sebagai yang paling optimistis terhadap target net zero. Sebaliknya, Eropa adalah satu-satunya wilayah di mana kurang dari separuh penduduknya, percaya pada pencapaian target net zero global.
Di samping itu, publik pun menilai organisasi internasional (53%) dan organisasi non-pemerintah (52%) sudah melakukan upaya yang cukup untuk mengatasi isu perubahan iklim. Namun, publik menyatakan hanya 39% perusahaan besar dan 43% pemerintah melakukan upaya yang cukup memenuhi target net zero pada tahun 2050.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia