Jakarta (Greeners) – Ratusan pencinta alam berkemah dengan minim sampah dalam kegiatan Zero Waste Adventure Camp (ZWAC) 2024. Acara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut berlangsung di Taman Nasional (TN) Gunung Merbabu pada 1 hingga 3 Maret.
Pegiat Zero Waste Adventure, Siska Nirmala mengatakan, kegiatan ZWAC dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Kegiatan tersebut tidak hanya memberikan peserta pengalaman berkemah yang berbeda, melainkan lebih dari itu. Ia berharap, para peserta mampu mengubah sudut pandang mereka tentang pentingnya meminimalisasi sampah sejak awal. Sebab, hal ini merupakan salah satu solusi konkret untuk menyelesaikan masalah sampah.
“Perspektif ini sangat penting, karena akan membantu mereka untuk melihat kegiatan petualangan dari sudut pandang yang berbeda. Harapannya, mereka bisa menerapkan kegiatan petualangan dengan minim sampah,” ujar Siska kepada Greeners, Senin (4/3).
BACA JUGA: Komitmen Gunung Bebas Sampah Bersama Trashbag Community
Kegiatan ini juga menerapkan prinsip cegah, pilah, dan olah. Para peserta pun diimbau untuk tidak membawa perbekalan yang berkemasan plastik sekali pakai untuk mencegah potensi timbulan sampah. Bahkan, di lokasi acara juga tersedia konsumsi yang tidak menggunakan kemasan plastik.
“Adapun untuk potensi sampah yang tidak terhindarkan telah diterapkan proses memilah. Kami menyediakan tempat sampah terpilah berdasarkan jenis sampah. Di antaranya sampah organik, daur ulang, dan residu untuk membantu mengedukasi peserta cara memilah sampah yang baik,” tambah Siska.
Kegiatan dengan konsep zero waste ini terbukti tidak menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Sampah yang terkumpul selama tiga hari acara tersebut tercatat 104 kilogram (kg) sampah organik, 26 kg daur ulang, dan 8,7 kg residu.
Sampah organik juga telah dikompos dengan cara dikubur pada lubang yang telah disediakan. Kemudian, untuk sampah non-organik akan dikirim ke bank sampah terdekat dari lokasi kegiatan.
Bertualang di Alam Lekat dengan Permasalahan Sampah
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, kegiatan bertualang di alam Indonesia sangat lekat dengan permasalahan sampah. Sudah banyak yang menyuarakan berbagai kampanye aksi kebersihan hingga pungut kembali sampah pendakian. Namun, permasalahan tersebut belum juga usai.
Berdasarkan data Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, total sampah dari kegiatan wisata alam di TN Gunung Rinjani pada tahun 2021 sebanyak 5.425,61 kg. Dari total tersebut, sebanyak 4.376,46 kg sampah atau 87,30% berasal dari pendakian. Sisanya, sebanyak 689,15 kg sampah atau 12,70% berasal dari kegiatan non pendakian.
BACA JUGA: KUN Humanity System+, Sosialisasikan Sistem Penyelamatan di Gunung
“Melalui kegiatan Zero Waste Adventure Camp, saya ingin paradigma teman-teman pencinta alam dalam mengelola sampah dapat berubah. Khususnya, dalam beraktivitas bertualang di alam dari kumpul-angkut-buang menjadi hindari, batasi, pilah, olah dan proses akhir,” ungkap Vivien.
Vivien juga berharap, kegiatan Zero Waste Adventure Camp di TN Gunung Merbabu dapat menjadi contoh yang baik untuk direplikasi di taman nasional seluruh Indonesia. Hal ini senada dengan Siska, ia berharap TN Gunung Merbabu mampu mengadvokasi pengelola taman nasional setempat dan lainnya.
“Khususnya, untuk menegakan aturan yang ketat terkait pencegahan timbulan sampah di kawasan taman nasional sebagai bagian upaya konservasi,” imbuh Siska.
110 Peserta Terlibat di ZWAC
Kegiatan yang merupakan bagian dari peringatan HPSN 2024 ini melibatkan 110 peserta. Di antaranya 41 peserta umum dan mahasiswa pencinta alam, 32 peserta pramuka, dan 38 peserta mitra TN Gunung Merbabu.
Semua peserta menginap selama dua malam menggunakan tenda di Kawasan Wisata Alam Kalipasang, TN Gunung Merbabu. Tak hanya bertualang, dalam kegiatan ini para peserta juga mendapatkan pengetahuan baru dari para narasumber yang bergiat di bidang zero waste. Sehingga, mereka bisa mendapatkan bekal tentang berkegiatan di alam bebas tanpa menghasilkan sampah.
“Saya harap teman-teman pegiat alam bebas dapat menularkan dan menjadi agen perubahan dari pembelajaran-pembelajaran dan pengetahuan dari kegiatan ini,” ujar Vivien.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia