Jakarta (Greeners) – Pegiat Adiwiyata dari Kota Bandung, Rahmat Suprihat mengatakan program Adiwiyata harus lebih dari sekadar ajang penghargaan. Menurutnya, pihak sekolah harus memikirkan keberlanjutan dan konsistensinya dalam menerapkan prinsip-prinsip program sekolah Adiwiyata ini. Hal itu untuk menciptakan budaya ramah lingkungan bagi peserta didik di sekolah.
“Tantangan utama program ini adalah memastikan bahwa inisiatif lingkungan tidak hanya sekadar untuk mendapatkan penghargaan. Namun, benar-benar pihak sekolah terapkan dalam budaya sekolah,” kata Rahmat dalam sambungan teleponnya kepada Greeners, Kamis (29/8).
BACA JUGA: 421 Sekolah di Indonesia Raih Adiwiyata Tahun 2021
Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang berhasil melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Program ini bertujuan untuk mewujudkan perilaku ramah lingkungan di kalangan warga sekolah dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekolah serta lingkungan sekitarnya.
Penerapan Sekolah Adiwiyata di setiap sekolah cukup beragam. Mulai dari pengelolaan sampah dan pengelolaan air secara berkelanjutan, hingga penerapan energi terbarukan seperti penggunaan panel surya. Selain itu, program ini juga melibatkan peserta didik dalam kegiatan ramah lingkungan, seperti menanam pohon dan mengompos, yang merupakan aspek positif dari program ini.
Jangan Hanya Fokus Mengejar Penghargaan
Rahmat mengungkapkan kekhawatiran bahwa beberapa sekolah hanya fokus pada meraih penghargaan Adiwiyata tanpa memperhatikan penerapan nilai-nilai lingkungan secara konsisten. Berdasarkan pengamatan Rahmat, meskipun sekolah telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata, ia masih menemukan permasalahan lingkungan di sekolah tersebut.
“Salah satunya pembuangan sampah yang belum terkelola dengan baik,” ujarnya.
Kendati demikian, pihak sekolah sudah seharusnya menerapkan program ini dengan niat yang tulus dan pelaksanaan yang konsisten. Sehingga, program Adiwiyata bisa terus menciptakan dampak positif bagi lingkungan sekolah dan para peserta didik.
Pantau dan Evaluasi Sekolah Adiwiyata
Sebagai seorang pendidik, Rahmat melihat bahwa program Adiwiyata dapat membawa perubahan positif bagi sekolah, menjadikannya sebagai ekosistem yang peduli dan mencintai lingkungan. Program ini juga dapat mendorong sekolah untuk menjadi tempat yang nyaman dan menanamkan kepedulian terhadap lingkungan bagi seluruh warga sekolah, khususnya para peserta didik.
Namun, Rahmat menyarankan agar ada pemantauan dan evaluasi lanjutan setelah sekolah mendapatkan penghargaan Adiwiyata. Hal ini untuk memastikan bahwa program ini terus berjalan secara berkelanjutan dan tidak hanya berhenti pada aspek seremonial.
“Sekolah yang telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata seharusnya terus mempertahankan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup dan pemerintah perlu memastikan bahwa penghargaan tersebut telah dibuktikan oleh sekolah dengan penerapan prinsip-prinsip Adiwiyata secara konsisten,” tambahnya.
BACA JUGA: Presiden Serahkan Penghargaan Kalpataru, Adipura dan Adiwiyata
Dalam hal ini, kata dia, kepala sekolah berperan krusial dalam menggerakkan budaya kepedulian lingkungan. Apabila program ini mendapat dukungan dari kepala sekolah yang memiliki tujuan untuk membangun kebiasaan ramah lingkungan, budaya peduli lingkungan dapat tumbuh dengan baik. Sebaliknya, jika fokus hanya pada mendapatkan sertifikat penghargaan, gerakan lingkungan di sekolah bisa kehilangan makna dari progam ini.
Baru-baru ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menyerahkan penghargaan kepada 13 kepala daerah yang telah mendukung program Sekolah Adiwiyata. Penghargaan ini menunjukkan dukungan terhadap program ramah lingkungan di sekolah.
“Namun demikian, penting untuk memastikan bahwa penerapan prinsip-prinsip tersebut dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan,” ujar Rahmat.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia