Jakarta (Greeners) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus berkomitmen untuk mewujudkan kehadiran lembaga riset tanpa sekat. Perjalanan BRIN yang memasuki usia satu tahun menjadi batu loncatan komitmen tersebut.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, momentum peringatan satu tahun BRIN bukanlah perayaan. Akan tetapi sebagai energi yang akan membawa BRIN menuju transformasi yang lebih kuat menjadi lembaga riset yang inklusif dan tanpa sekat.
Ia menyebut, tantangan BRIN ke depan semakin besar. Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya tanggung jawab meningkatkan produktivitas riset dan inovasi. Tujuan upaya ini tak lain untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah kompetisi global.
“Untuk itu, kita akan terus memperkuat kolaborasi riset. Baik dengan komunitas dalam maupun luar negeri,” kata Handoko, pada rangkaian #SetahunBRINteraksi, akhir April 2022 lalu.
Hadirnya Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2021 pada April tahun lalu, menjadi titik awal pembentukan BRIN sebagai lembaga riset pemerintah yang terintegrasi.
Lebih lanjut Handoko mengatakan, seluruh fasilitas dan infrastruktur riset yang saat ini berada di bawah manajemen BRIN bersifat open platform laboratory. Ini menjadi salah satu basis utama untuk memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak bersama BRIN.
“Hal ini menjadi strategi dasar kita untuk memperkuat riset dan inovasi di Indonesia, di mana BRIN menjadi fasilitator dan enabler yang utama,” ucapnya.
Pusat Riset Pangan Halal Indonesia
Salah satu kolaborasi riset terbaru yaitu riset halal di Indonesia, yang berbasis pada fasilitas riset pangan BRIN. Fasilitas tersebut Wakil Presiden Republik Indonesia resmikan pada 22 April 2022 lalu, sebagai Laboratorium Rujukan Riset Halal Indonesia.
Kehadiran berbagai infrastruktur riset serta SDM unggul yang ada di BRIN, sambung Handoko, harus terus dapat seluruh pihak di Indonesia manfaatkan. Utamanya untuk meningkatkan posisi Indonesia di tengah kancah riset global dan berkompetisi secara ekonomi di masa depan.
Selain itu, Handoko juga menyebut peringatan satu tahun BRIN menjadi wujud interaksi tanpa sekat. Dalam hal ini BRIN harus mampu berinteraksi dengan seluruh lapisan masyarakat, baik akademisi, industri, para periset, bahkan individu.
“BRIN tidak hanya diperjuangkan menjadi lembaga riset yang tersentral dan eksklusif semata. Tetapi entitas yang menaungi berbagai kebutuhan para periset dan komunitas di seluruh Indonesia. Termasuk berbagai daerah untuk mengoptimalkan kapasitas dan sumber daya alam yang mereka miliki,” paparnya.
BRIN Dorong Pembentukan BRIDA
Selain itu, komitmen BRIN dalam riset di daerah juga terwujud melalui pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Badan di bawah naungan Pemerintah Daerah dan berdiri pada 20 April 2022 lalu.
Beberapa daerah yang sudah dan sedang melakukan proses pembentukan BRIDA, antara lain Nusa Tenggara Barat, Bali dan Jawa Tengah. BRIN menargetkan hingga akhir tahun ini dapat membentuk 50 BRIDA di seluruh Indonesia.
Harapannya kebijakan di level nasional maupun di daerah lebih bisa dipertanggungjawabkan dan mampu mengatasi berbagai masalah di level nasional maupun di daerah.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin