Satelit ESA dan NASA Ungkap Pencairan Es di Greenland

Reading time: 2 menit
Satelit ESA dan NASA ungkap pencairan es di Greenland. Foto: Phys
Satelit ESA dan NASA ungkap pencairan es di Greenland. Foto: Phys

Jakarta (Greeners) – Satelit ESA dan NASA baru-baru ini mengirimkan gambar yang mengungkap pencairan es di Greenland. Pemanasan global mempercepat proses pencairan lapisan es ini, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan laut dan mengganggu pola cuaca global.

Antara tahun 2010 dan 2023, lapisan es di Greenland menipis rata-rata 1,2 meter. Namun, penipisan di sepanjang tepi lapisan es (zona ablasi) jauh lebih besar, mencapai rata-rata 6,4 meter, lebih dari lima kali lipat.

Phys melansir studi yang terbit dalam Geophysical Research Letters oleh ilmuwan dari UK Center for Polar Observation and Modeling (CPOM) di Universitas Northumbria. Studi tersebut menunjukkan bahwa pengukuran perubahan elevasi lapisan es Greenland menggunakan satelit CryoSat-2 dan ICESat-2 memiliki kesesuaian dalam kisaran 3%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggabungkan data dari kedua satelit, ilmuwan dapat menghasilkan estimasi yang lebih akurat mengenai hilangnya es dibandingkan hanya mengandalkan satu satelit saja.

Peneliti utama dari CPOM, Nitin Ravinder, mengungkapkan kegembiraannya atas temuan ini. Menurutnya, kedua satelit ini saling melengkapi dan memberikan motivasi kuat untuk menggabungkan data mereka. Hal itu guna mendapatkan estimasi yang lebih tepat mengenai volume lapisan es dan perubahan massa es di Greenland.

BACA JUGA: Mencairnya Lapisan Es Kutub Pengaruhi Cuaca Global

“Karena hilangnya lapisan es merupakan salah satu penyebab utama kenaikan permukaan air laut global, temuan ini sangat penting bagi komunitas ilmiah dan para pembuat kebijakan,” kata Nitin.

Peneliti dari Universitas Northumbria ini juga menambahkan bahwa dengan penggabungan data dari CryoSat-2 dan ICESat-2, para ilmuwan dapat lebih mudah memantau perubahan lapisan es di kutub. Selain itu, menjaga keberlanjutan pemantauan meskipun salah satu misi satelit mengalami gangguan.

Pentingnya Pengukuran Akurat

Pengukuran yang tepat terhadap perubahan bentuk lapisan es sangat penting untuk memahami dampak perubahan iklim. CryoSat-2 dan ICESat-2 menggunakan teknologi berbeda untuk mengumpulkan data. CryoSat-2 dilengkapi dengan radar untuk menentukan ketinggian permukaan Bumi, sementara ICESat-2 menggunakan sistem laser.

Meskipun sinyal radar CryoSat-2 dapat menembus awan, sinyal ini juga menembus permukaan es, sehingga perlu penyesuaian. Sementara itu, sinyal laser ICESat-2 dipantulkan langsung dari permukaan es, tetapi tidak dapat beroperasi saat ada awan.

Oleh karena itu, kedua satelit ini saling melengkapi. Penggabungan data dari keduanya memungkinkan untuk hasil yang lebih akurat mengenai perubahan ketebalan es.

Penipisan Es Ekstrem

Penipisan yang paling ekstrem terjadi di gletser outlet lapisan es, dengan banyak di antaranya yang mengalami penipisan yang lebih cepat. Di Sermeq Kujalleq (Jakobshavn Isbræ) di Greenland barat tengah, penipisan puncak mencapai 67 meter. Sementara, di Zachariae Isstrøm di timur laut mencapai 75 meter.

Selama periode survei 13 tahun, lapisan es Greenland menyusut sebanyak 2.347 kilometer kubik—cukup untuk mengisi Danau Victoria di Afrika. Perubahan terbesar terjadi pada tahun 2012 dan 2019, ketika suhu musim panas sangat panas dan lapisan es kehilangan lebih dari 400 kilometer kubik volumenya setiap tahun.

BACA JUGA: Pemanasan Global Picu Penemuan Pulau Baru

Pencairan es di Greenland juga memengaruhi sirkulasi samudra global dan mengganggu pola cuaca. Hal tersebut berdampak pada ekosistem dan masyarakat di seluruh dunia.

Ketersediaan data akurat dan terkini mengenai perubahan lapisan es sangat penting. Data ini akan membantu semua pihak mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top