Jakarta (Greeners) – Suaka Margasatwa Pulau Rambut (SMPR) di Kepulauan Seribu belum juga bebas dari sampah laut. Padahal, pulau tersebut menjadi habitat satwa liar. Timbulan sampah laut berasal dari sungai yang mengalir ke laut hingga menyangkut di kawasan Pulau Rambut.
Kawasan SMPR adalah tempat berkembang biaknya Burung Cikalang Natal (Fregata anderwsi), burung yang berasal dari Pulau Christmas di daratan Australia. Perairan Pulau Rambut juga merupakan tempat berbiak banyak jenis burung air lainnya. SMPR memiliki luas kurang lebih 90 hektare, yang terdiri dari 45 hektare daratan dan 45 hektare.
BACA JUGA: Manta, Kapal Layar “Pelahap” Sampah Laut
Namun, sayangnya, permasalahan sampah laut yang mengepung Pulau Rambut belum juga selesai. Sehingga, hal ini menjadi ancaman serius bagi kehidupan satwa di sana.
“Sampah yang paling banyak kami temukan itu adalah plastik dan styrofoam,” ungkap Direktur Eksekutif Divers Clean Action (DCA), Swietenia Puspa Lestari saat kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Island Clean Up di Pulau Rambut, Selasa (6/2).
Seluruh sampah yang mendarat di Pulau Rambut merupakan sampah rumah tangga di darat yang mengalir ke sungai-sungai di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Akibatnya, sampah tersebut masuk ke laut dan mendarat di beberapa pulau, salah satunya Pulau Rambut.
DCA Bangun Kolaborasi Atasi Sampah Laut di Pulau Rambut
Sebagai upaya membangun kolaborasi seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian masalah sampah, Divers Clean Action bersama Archipelagic and Island States Forum (AIS), berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Lazada. Mereka melaksanakan program “Islands Clean-Up” untuk menangani sampah plastik sekali pakai di Kepulauan Seribu.
Salah satu kegiatannya adalah upaya bebersih sampah di pesisir pantai Pulau Rambut yang telah terlaksana selama kurang lebih delapan bulan. Sampah plastik yang terkumpul dan terpilah secara scientific method sebanyak 117,1 kg. Kegiatan ini terlaksana bersama warga lokal Pulau Untung Jawa.
BACA JUGA: Cloud of Sea, Alat Canggih untuk Angkut Mikroplastik di Laut
Sampah Plastik Menyebabkan Kematian Satwa
Sampah plastik, khususnya plastik sekali pakai, masih banyak di Pulau Rambut. Banyaknya timbulan sampah plastik ini dapat menyebabkan kematian satwa liar. Selain itu, sampah yang melilit akar mangrove juga dapat merusak ekosistem Pulau Rambut.
“Satwa liar seringkali banyak menelan sampah yang berserakan di Pulau Rambut. Bahkan, waktu itu ada burung yang mati karena menelan sampah plastik,” kata Switenia.
Sementara itu, Kepala Seksi Peran Masyarakat dan Penataan Hukum Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Riza Lestari Ningsih menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya menangani sampah.
“Kami juga sudah melakukan penyaringan di sejumlah sungai wilayah DKI Jakarta agar tidak mengalir ke laut. Upaya ini bisa mengurangi 1 ton sampah yang masuk ke laut. Namun, sampah tersebut juga banyak mengalir dari sungai di beberapa wilayah seperti Bekasi dan Bogor. Tentu mengatasi hal ini pihak daerah perlu saling berkoordinasi,” kata Riza.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia