Jakarta (Greeners) – Menyambut dua abad peringatan Kebun Raya Bogor, akan diadakan Festival Peduli Sampah 2017 dengan tujuan untuk turut menyukseskan Indonesia Bebas Sampah 2020. Namun saat ini, Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa Kebun Raya Bogor sudah masuk kategori tempat wisata yang sampah plastik dan kalengnya cukup signifikan.
Kepala PKT Kebun Raya LIPI Bogor Didik Widiyatmoko mengatakan, Festival Peduli Sampah masuk dalam agenda acara Kebun Raya Bogor yang digelar secara rutin setiap tahunnya. Kegiatan ini menurutnya, merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia khususnya di kota Bogor.
BACA JUGA: LIPI: Kebun Raya Bisa Menangkal Praktik Biopiracy
“Sementara ini yang kami lakukan masih dalam tahap memilah sampah plastik dan kaleng. Kebun Raya Bogor juga telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor beserta masyarakat atau komunitas perihal pengelolaan sampah ini. Nantinya, komunitas yang memiliki keterampilan khusus dalam mengelola sampah dan memiliki hasil berupa nilai ekonomis akan ditampung dalam garden shop Kebun Raya Bogor maupun di toko-toko koperasi kami,” kata Didik kepada Greeners, Jakarta, Jumat (07/04).
Kondisi Kebun Raya Bogor saat ini, lanjutnya, setiap tahun selalu dipenuhi sampah plastik dan kaleng hingga 10 ton yang terkumpul dari sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung. Selain tingkat kesadaran masyarakat yang minim, meningkatnya jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor juga membuat jumlah sampah di tempat ini bertambah.
Didik mengaku Kebun Raya Bogor masih belum memiliki instalasi yang dapat dipergunakan untuk mencacah sampah plastik. Ia menyatakan akan mengalokasikan anggaran untuk alat pencacah plastik. Alat tersebut akan berasal dari Kebun Raya Bogor dan Pemerintah Kota sebagai pengelolanya.
BACA JUGA: LIPI: Kebun Raya, Benteng Terakhir Konservasi Tumbuhan Terancam Punah
Sebagai informasi, pada 18 Mei 2017 mendatang, Kebun Raya Bogor akan merayakan peringatan dua abad berdirinya kebun raya ini. Sekitar 100 sampai 200 tamu dari berbagai kalangan pemerintah, pebisnis, ilmuwan sampai aktivis tingkat nasional dan internasional akan diundang untuk menghadiri perayaan ini.
Selain itu, Kebun Raya Bogor juga akan melakukan ekspose hasil penelitian yang sudah dilakukan karena tempat ini bukan hanya sebagai tempat wisata melainkan juga memiliki peran sebagai pusat konservasi, edukasi dan penelitian.
Selama dua abad, terang Didik, peneliti di Kebun Raya Bogor terus melakukan penelitian yang berkaitan dengan flora dan mencari solusi bagi Indonesia dalam upaya konservasi tumbuhan. Kebun raya ini juga sudah meluncurkan empat individu baru, termasuk mendomestikan tumbuhan liar menjadi tanaman yang mempunyai nilai jual.
Penulis: Danny Kosasih