Jakarta (Greeners) – Kebakaran hutan yang melanda enam provinsi di Indonesia telah mengakibatkan puluhan ribu orang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Demikian disampaikan oleh Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Achmad Yurianto pada Selasa (15/9) di Jakarta.
Achmad menyatakan bahwa terdapat sekitar 26.536 orang yang terserang penyakit ISPA. Jumlah tersebut tersebar dalam enam provinsi yang menjadi area kebakaran hutan. Enam provinsi tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimatan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
“Kecenderungan ini akan kita waspadai betul dalam dua minggu ke depan,” ungkapnya.
Achmad juga menyatakan bahwa jumlah tersebut cenderung akan meningkat jika angka partikulat menurun. Oleh karenanya, pihaknya telah menyiapkan langkah pencegahan untuk meminimalisir jumlah pengidap ISPA akibat kebakaran hutan, salah satunya dengan meningkatkan pengadaan masker. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) terkait pengadaan masker.
“Persediaan masker masih kurang, akan kita bagikan 1,5 juta masker tambahan,” ungkap Achmad.
Sementara itu, Kepala BNPB, Willem Rampangilei, menyatakan bahwa tidak semua orang yang mengidap ISPA akibat kebakaran hutan diperiksa sekaligus. Ia menjelaskan bahwa banyaknya area kebakaran yang tersebar di enam provinsi sekaligus membuat sumber daya BNPB terbagi-bagi. “Anak-anak, perempuan dan orang tua akan kita prioritaskan,” ujar Willem.
Ia menambahkan keberadaan El Nino akan berdampak sampai dua bulan ke depan. Oleh karenanya, ia mengkhawatirkan efektifitas dari upaya pemadaman kebakaran karena keringnya lahan gambut akibat rendahnya curah hujan.
Kejahatan Besar
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan bahwa kebakaran hutan yang diduga dilakukan oleh beberapa korporasi ini adalah suatu kejahatan besar. “Ini adalah kejahatan besar karena ribuan orang sakit karenanya (kebakaran hutan),” ungkap Luhut.
Luhut menambahkan bahwa pemerintah telah menaburkan 120 ton garam ke udara untuk awan dan hujan buatan. Garam tersebut akan bergerak ke daerah Jambi dan Sumatera Selatan hingga menyasar ke Pulau Kalimantan. Hal ini sebagai antisipasi terhadap fenomena El Nino yang diprediksi masih akan berlanjut hingga 1-2 bulan ke depan. Oleh karenanya, Luhut pun meminta kepada instansi terkait agar mengawasi pergerakan garam tersebut.
“Saya minta kepala BNPB memantau. Kalau perlu, pantau sampai Merauke,” ujarnya.
Berdasarkan pemantauan, Luhut mengungkapkan bahwa Indonesia masih akan mengalami darurat asap dan kebakaran hutan dalam 1-2 bulan ke depan. Oleh karenanya, ia meminta semua pihak untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini agar kebakaran hutan tidak lagi terulang. Kepada para kepala daerah pun, ia meminta agar tidak saling menyalahkan serta saling berkoordinasi dan bekerja sama satu sama lain.
“Kebakaran hutan itu masalah serius, oleh karena itu kita harus padu dan kompak untuk menyelesaikan masalah ini. Tidak perlu saling menyalahkan,” tegas Luhut.
Berdasarkan dari pernyataan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, pemerintah telah mengerahkan 17 heli, 4 water bombing air tractor dan 22 pesawat modifikasi untuk memadamkan hutan yang masih terbakar. Selain itu, dikerahkan pula 2.209 personel TNI untuk membantu menangani kebakaran hutan di Sumatera Selatan dan Riau.
Penulis: TW