Revitalisasi Kebun Raya Bogor Patuhi Aspek Konservasi dan Edukasi

Reading time: 3 menit
Revitalisasi Kebun Raya Bogor
Revitalisasi Kebun Raya Bogor berkonsep Glow mematuhi kaidah konservasi. Foto: Greeners

Bogor (Greeners) – Pembenahan atau revitalisasi infrastruktur di Kebun Raya Bogor (KRB) terus dilakukan demi meningkatkan kenyamanan pengunjung. Pihak operator revitalisasi memastikan akan tetap mematuhi dan menaati aspek konservasi dan edukasi.

Sebelumnya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pengelolaan langsung KRB. Saat ini bermitra dengan pihak swasta dalam pengelolaanya.

General Manager Coorporate Communication and Security PT Mitra Natura Raya (MNR) Zaenal Arifin mengatakan, pihaknya selaku operator pengelola melakukan revitalisasi KRB di beberapa titik. Namun menurutnya, revitalisasi ini bagian dari upaya menata dan memberikan kenyamanan pengunjung. Revitalisasi tanpa mengganggu konservasi KRB.

“Dalam pelaksanaannya tentu kita sangat mengutamakan dan memperhatikan sisi konservasi, agar tidak terganggu. Kita tetap menjaga kelestarian dan mempertahankan pohon-pohon yang sebelumnya memang sudah menjadi koleksi Kebun Raya Bogor,” kata Zaenal kepada Greeners, di Bogor, Rabu (29/9).

Zaenal menambahkan, revitalisasi membuat suasana KRB tertata rapi dan menarik pengunjung. Rata-rata pengunjung generasi muda. Tentunya hal ini akan mendorong ketertarikan mereka, nilai edukasinya pun tetap terjaga.

Kebun Raya Bogor

Berbagai penataan di Kebun Raya Bogor dipastikan tidak mengganggu flora dan fauna di lokasi tersebut. Foto: Greeners

Kebun Raya Beri Edukasi Setiap Koleksi Pohon

Taman obat menjadi salah satu area revitalisasi. Awalnya lokasi ini lanjut Zaenal, kurang tertata, lebih tampak seperti hutan dan kurang menarik pengunjung. Namun kini, ada jalur (track) yang bisa pengunjung lalui untuk melihat lebih dekat beragam koleksi tanaman obat.

“Dulu itu taman obat, kalau boleh kita sebut sudah seperti hutan yang tidak terurus, lebih ke berantakan. Sekarang sudah lebih baik, dulu jalurnya tanah, sekarang kita rapihkan,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Zaenal, pihaknya sudah memasang barcode pada setiap pohon di taman obat. Hal ini memudahkan pengunjung mengetahui informasi lebih dalam dari koleksi taman obat yang ada.

“Sekarang juga kita pasangi barcode. Jadi untuk mengetahui identitas pohon itu, manfaatnya seperti apa, sejarahnya, asalnya dari negara mana, kapan ditanamnya, itu bisa diketahui langsung, saat itu juga, ketika pengunjung masih berada di situ,” paparnya.

Pengunjung pun tambahnya, mendapat edukasi yang optimal dari berbagai koleksi tidak hanya sekadar berwisata. Semua pohon belum memiliki barcode, sebab jumlah koleksi mencapai lebih 15.000 pohon, sehingga butuh waktu untuk melengkapinya.

“Itu bertahap, ini baru sebagian karena kan jumlah pohonnya 15.000 pohon lebih, bertahap kita pasang (barcode),” ucap Zaenal.

Untuk saat ini, umum belum boleh berkunjung ke KRB karena Kota Bogor masih berkategori Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di tengah suasana pandemi Covid-19. Izin pembukaan lokasi wisata belum berlaku. KRB hanya membuka ruang untuk masyarakat berolahraga di pagi hari dan penelitian.

Taman Meksiko Kebun Raya Bogor

Penataan di taman tematik juga berdasarkan kajian konservasi. Foto: Greeners

KRB Tetap Terjaga dan Lestari

Sejumlah warga yang sempat berkunjung ke KRB memiliki pandangan positif terhadap revitalisasi. Mereka merasa kondisinya lebih baik. Namun ada juga pandangan bangunan permanen memengaruhi estetika KRB.

Salah seorang warga Kabupaten Bogor Widiastuti menilai, kondisi KRB saat ini semakin tertata. Namun di sisi lain ia berharap penataan jangan mengurangi nilai keaslian dan nuansa sejarah KRB.

“Misalkan ada beberapa bangunan permanen, soal lainnya ya sampah, banyak pengunjung yang belum banyak peduli dengan lingkungan, padahal itu kawasan konservasi, seharusnya ada pendidikan lingkungan yang didapat pengunjung. Misalnya habis makan bareng, tapi sampah banyak ditinggal. Seharusnya dibawa keluar dari kebun raya, pengelola juga sediakan tempat sampah titiknya jauh kan ya,” kata Widiastuti.

Ia pun sempat mengingatkan soal pembangunan Glow di KRB. Ia khawatir sorotan dan sinar lampu mengganggu hewan di KRB.

Widiastuti berharap, pengelolaan KRB tetap memerhatikan dampak lingkungannya. “Kebun Raya itu kebanggan kita kita loh, jadi memang harus dijaga,” imbuhnya.

Warga Ciomas Bogor Ardian mengaku sempat masuk ke dalam KRB untuk berolahraga. Ia juga mengaku kaget setelah tahu banyak perubahan yang terjadi di dalam areal KRB.

“Ternyata banyak berubah ya, ada banyak landmark baru sekarang. Kalau untuk foto-foto sih memang bagus, keren. Cocok lah buat milenial, buat upload di medsos. Kondisi ini akan menarik banyak pengunjung setelah pelonggaran PPKM,” kata Ardian.

Penulis: Sol

Top