Restorasi Gambut Tingkat Tapak, BRG Latih 241 Fasilitator Desa

Reading time: 2 menit
restorasi gambut
Lahan gambut. Foto: Badan Restorasi Gambut via Facebook

Jakarta (Greeners) – Badan Restorasi Gambut (BRG) menyelenggarakan pelatihan dan pembekalan kepada fasilitator restorasi gambut di tingkat desa dan tenaga pemetaan partisipatif dan pemetaan sosial. Sebanyak 241 fasilitator dari 7 provinsi akan mengakomodir kebutuhan satu juta hektare lahan masyarakat yang berada dalam areal restorasi gambut. Para peserta pelatihan ini akan ditempatkan pada 75 desa yang terletak di dalam dan sekitar areal target restorasi gambut tahun 2017.

Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Myrna A Safitri mengatakan, keberadaan para fasilitator desa ini penting sebagai ujung tombak penghubung antara BRG dan masyarakat desa. Para fasilitator ini, katanya, memiliki tugas membantu sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat desa.

Mereka juga akan bersinergi dengan pendamping desa untuk memfasilitasi penyusunan perencanaan desa yang memperhatikan aspek restorasi gambut. Selain itu, fasilitator ini juga akan mendampingi pembentukan dan penguatan kelembagaan masyarakat termasuk kelembagaan ekonomi seperti Badan Usaha Milik Desa.

“BRG melakukan restorasi gambut di tingkat tapak bersama masyarakat, maka peran fasilitator-fasilitator tersebut sangat penting untuk mewujudkan restorasi tingkat tapak ini,” terangnya, Jakarta, Selasa (18/04).

BACA JUGA: Badan Restorasi Gambut: Ada Kesalahan Persepsi Soal Kerja BRG

Hal yang sangat ditekankan kepada para fasilitator desa adalah kemampuan mereka untuk bekerja sama dengan pendamping desa yang telah ada. Selain fasilitator desa, pelatihan juga melibatkan tenaga pemetaan partisipatif dan pemetaan sosial.

Mereka akan membantu masyarakat membuat peta desa secara partisipatif dan mengumpulkan informasi dan data sosial yang dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan desa dan kegiatan restorasi gambut. Fasilitator ini juga dibekali teknik resolusi konflik.

“Setelah penempatan ini, nantinya BRG akan menambah lagi keberadaan fasilitator desa di 100 desa lain yang bekerja sama dengan kelompok masyarakat sipil,” tambahnya.

BACA JUGA: Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat di Kawasan Gambut Gunakan Dua Skema

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Ekosistem Rawa Gambut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Huda Achsani juga memandang penting adanya fasilitator yang membantu merestorasi ekosistem gambut dan masyarakat di wilayah tersebut. Menurutnya, pemulihan gambut tidak bisa hanya dilakukan pada gambut secara fisik saja, melainkan juga harus kepada ekosistem di atasnya.

Sesuai data BRG, lanjutnya, terdapat 605 desa di area restorasi gambut yang masuk dalam skema kemitraan masyarakat dengan perusahaan. Luas kawasan yang menjadi target restorasi mencapai 282.189 hektare. Untuk itu, dibutuhkan revisi rencana kerja dan usaha perusahaan dengan memperhatikan zonasi budidaya dan lindung kawasan gambut mereka.

“Jadi ada 3 ruang kelola, yaitu lingkungan, usaha dan sosial. Kalau untuk sosial ini ada 20 persen disesuaikan untuk pemberdayaan masyarakat,” kata Huda.

Penulis: Danny Kosasih

Top