Jakarta (Greeners) – Pengungsi korban letusan Gunung Sinabung dari Desa Sukameriah, Simacem, dan Bekerah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, akan di relokasi ke kawasan hutan yang telah mendapatkan izin dari Presiden dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sehingga hunian permanen bisa segera dibangun untuk para pengungsi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, bahwa lahan relokasi tersebut berjarak sekitar 30 kilometer dari puncak Sinabung.
Relokasi dilakukan secara menyeluruh atau permanen karena melihat jaraknya yang cukup jauh. Para penduduk dibangunkan rumah dengan luas lahan untuk masing-masing Kepala Keluarga 100 meter persegi, sedangkan untuk sisa lahan akan digunakan sebagai lahan pertanian.
“Semua direlokasi, tidak hanya penduduknya, namun juga kehidupannya, termasuk mata pencahariannya,” ujar Sutopo, Jakarta, Senin ( 03/11).
Sutopo menjelaskan, untuk pembangunan rumah tipe 36 akan dilakukan secara bertahap dengan target pertama 50 hunian tetap dan fasilitas umum yang akan selesai dibangun pada akhir November nanti. Sedangkan untuk sisanya, 320 unit rumah ditambah sejumlah fasilitas umum akan dibangun pada tahun 2015 mendatang.
“TNI sudah mulai membangun jalan dengan panjang 3,8 kilometer dan lebar 12 meter di kawasan tersebut sejak Sabtu kemarin,” terangnya.
Sebagai informasi, tiga desa yang direlokasi secara permanen tersebut berpenduduk 1.212 jiwa atau 370 kepala keluarga (KK). Desa Sukameriah memiliki 436 jiwa atau 136 KK, Desa Simacem 445 jiwa atau 131 KK, dan Desa Bekerah 331 jiwa atau 103 KK.
Tiga desa tersebut berada di radius tiga kilometer dari kawah Gunung Sinabung dan menjadi jalur aliran lava maupun awan panas. Karena itu, wilayah tersebut tidak mungkin dihuni lagi.
Untuk pembangunan rumah-rumah tersebut, BNPB menyediakan anggaran siap pakai sebesar Rp 45 juta untuk tiap unit. Itu berarti untuk membangun 370 unit rumah diperlukan dana Rp 16,65 miliar.
Lalu untuk data pengungsi keseluruhan, Sutopo menerangkan berdasarkan data BNPB, pengungsi Sinabung per 31 Oktober tercatat 9.463 jiwa atau 3.071 KK. Mereka berasal dari sepuluh desa. Di antara jumlah itu, 3.284 jiwa masih bertahan di pengungsian.
Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) telah menyetujui penggunaan lahan 458,88 hektare di hutan produksi tetap Siosar dengan sistem pinjam pakai. Surat itu ditandatangani Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar pada 29 Oktober lalu atau hanya beberapa jam setelah dia ditelepon Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkunjung ke Karo untuk melihat korban erupsi Sinabung.
(G09)