Jakarta (Greeners) – Riset telah membuktikan bahwa puntung rokok merupakan sumber sampah terbanyak kedelapan di lautan, yaitu sebesar 6,47%. Temuan penelitian tersebut terkonfirmasi di 18 pantai di Indonesia pada Februari 2018 hingga Desember 2019 oleh Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova.
“Setiap satu meter persegi ditemukan satu puntung rokok,” ungkap Reza lewat keterangan tertulisnya, Rabu (21/2).
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa rokok tidak hanya membunuh setengah dari konsumennya. Melainkan, juga menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap lingkungan.
BACA JUGA: Sampah Laut: Ancaman Serius bagi Satwa di Pulau Rambut
Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampah tersebut menyumbang 5-9% sampah. Sekitar 4,5 trilliun puntung rokok yang dibuang sembarangan setiap tahun berakhir ke lautan. Sampah itu mengeluarkan bahan kimia dan logam berat dalam kadar tinggi yang mudah mencemari tanah dan air. Bahkan, membunuh mikroorganisme dan hewan air.
Mengutip dari Stop Tobacco Pollution Alliance, puntung rokok juga melepaskan ribuan serat mikroplastik ke laut. Reza juga sepakat bahwa rokok tidak hanya berbahaya bagi paru-paru, tetapi sampah puntung rokok juga mencemari lingkungan.
Satu filter rokok memiliki 12.000–15.000 helai selulosa asetat dan melepaskan sekitar 100 serat selulosa asetat setiap hari. Puntung rokok yang tersebar di lingkungan memerlukan waktu 10 tahun untuk terurai.
Konsumsi Tembakau Indonesia Nomor 3 di Dunia
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, konsumsi tembakau di Indonesia telah menempati nomor 3 di dunia, mencapai 322 miliar batang pada tahun 2020. Hal itu berpotensi menghasilkan sekitar 107,333 ton sampah puntung rokok.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Rofie Alhanif mengatakan pencemaran sampah plastik laut merupakan isu global. Salah satunya di Indonesia yang menjadi salah satu negara kontributor terbesar kebocoran sampah plastik ke laut.
BACA JUGA: Cloud of Sea, Alat Canggih untuk Angkut Mikroplastik di Laut
“Melalui berbagai upaya, sampai dengan akhir tahun 2022 Indonesia sudah berhasil mengurangi sekitar 35% kebocoran sampah plastik ke laut dibandingkan dengan baseline data 2018,” ujar Rofie.
Puntung rokok, jelas Rofie, merupakan salah satu jenis sampah yang banyak ditemukan di sungai dan laut, akibat dibuang sembarangan dan belum dapat dikelola dengan baik. Kandungan sampah tersebut juga berbahaya. Ada ribuan zat kimia dan plastik yang membahayakan lingkungan. Sampah puntung rokok yang bocor ke laut bahkan bisa membahayakan ekosistem laut.
Filter Rokok Bisa Membahayakan Biota Perairan
Sementara itu, Pendiri dan Penasihat Senior Nexus3 Foundation, Yuyun Ismawati mengatakan bahwa filter rokok dapat melepaskan berbagai bahan kimia. Bahan tersebut yang berasal dari pemanenan dan pengolahan tembakau.
Filter rokok yang dihisap dapat melepaskan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Terutama naftalena, nikotin, etanol, etilfenol, benzene, toluene, xilena (BTEX), dan logam berat ke dalam air.
“PAH terlarut, nikotin, BTEX dan logam berat dapat terakumulasi dalam jaringan biota perairan,” kata Yuyun.
Yuyun juga mendukung pasal tentang puntung rokok masuk dalam proses negosiasi perjanjian internasional tentang plastik (plastic treaty). Komite Negosiasi antar Negara atau Intergovermental Negotiating Committee yang ketiga (INC-3) sudah berlangsung di Nairobi, Kenya, pada 13-20 November 2023.
“Indonesia harus punya posisi untuk mendukung pembahasan cigarette butts pada INC-4,” ujarnya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia