Jakarta (Greeners) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi puncak banjir di Jakarta dan sekitarnya akan terjadi pada awal Januari 2015 mendatang. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan resminya menyampaikan, bahwa hasil prediksi tersebut berdasarkan acuan dari prakiraan cuaca yang diumumkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Menurutnya, dari informasi yang diperoleh disebutkan, puncak hujan lebat diperkirakan akan terjadi pada minggu ketiga Januari 2015 hingga akhir minggu kedua Februari 2015. Untuk itu, Sutopo meminta kepada masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah yang rawan banjir untuk bersiap siaga jika sewaktu-waktu banjir datang.
Ia menambahkan, sebaran banjir pada tahun 2015 mendatang akan berdampak pada 37 kecamatan, 125 kelurahan dan 634 RW, dengan jumlah penduduk yang terdampak banjir sekitar 276.999 jiwa. Sementara untuk wilayah terdampak banjir masih sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
“Berdasarkan catatan BNPB, JakartaTimur masih menjadi wilayah yang paling rawan terdampak banjir,” katanya, Jakarta, Kamis (27/11).
Lebih lanjut ia memaparkan, untuk wilayah Jakarta Pusat, banjir akan menggenangi 3 kecamatan, 10 kelurahan, 38 RW dan 168 RT. Sedangkan untuk di Jakarta Selatan, wilayah yang terdampak banjir berada di 10 kecamatan, 30 kelurahan, 83 RW dan 263 RT. Kemudian Jakarta Barat di 8 kecamatan, 25 kelurahan, 151 RW dan 411 RT. Lalu, untuk Jakarta Utara tersebar di 6 kecamatan, 25 kelurahan, 194 RW dan 288 RT.
“Jadi, jumlah penduduk resiko tinggi diperkirakan 24.130 jiwa atau 25 persen dari total pengungsi sesuai data terbaru dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta,” imbuhnya.
Sutopo juga menerangkan bahwa data dasar yang telah dijabarkan tersebut sangatlah penting dalam setiap tahapan penanggulangan bencana. Data tersebut dapat bersumber dari hasil sensus penduduk dan survei skala besar.
Menurut Sutopo, penyajian data dalam infografis dapat digunakan dalam penyusunan program kesiapsiagaan bencana atau pun dalam masa tanggap darurat.
“Tidak ada rencana penanggulangan bencana yang sukses tanpa pemanfaatan data yang ada, seperti data kependudukan atau bencana,” katanya.
(G09)