Malang (Greeners) – Organisasi perlindungan satwa liar ProFauna Indonesia menggelar kampanye pentingnya pelestarian orangutan bertema “Ride for Orangutan” di enam propinsi yang ada di Pulau Sumatera, yaitu Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Kampanye ini akan dilakukan empat orang aktivis ProFauna dengan menempuh jarak sekitar 7000 kilometer dengan menggunakan motor.
Kami luncurkan di Kota Malang, dan kampanye sesungguhnya dilakukan pada 20 April nanti berangkat dari Jakarta,” kata Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, saat peluncuran kampanye Ride for Orangutan dengan aksi turun jalan, Minggu (7/4/2013) di Jalan Veteran, Kota Malang.
Menurut Rosek, kampanye ini akan berakhir pada akhir Mei 2013 nanti. Selama kampanye, katanya, ProFauna akan mengunjungi sekolah dan kampus untuk memberikan edukasi tentang perlindungan orangutan dan habitatnya. Selain itu,sasaran kampanye juga para komunitas motor lokal di Sumatera. “kami juga akan berkunjung ke habitat orangutan di alam dan tempat rehabilitasi orangutan di Sumatera Utara dan Aceh,” kata Rosek menambahkan.
Juru bicara tim Ride for Orangutan, made Astuti, menambahkan, kampanye kali ini berbeda dengan kampanye lainnya. Sebab, ProFauna melibatkan partisipasi komunitas lokal, sehingga dalam perjalanan nanti banyak peserta di masing-masing kota yang akan bergabung untuk kampanye bersama. “Ini menadi penting bahwa pelestarian orangutan dan habitatnya harus melibatkan semua pihak,” kata Made.
Pada saat pemberangkatan tanggal 20 April di Jakarta nanti, kata Made, juga akan melibatkan musisi papan atas Slank yang sejak lama mendukung kampanye ProFauna. Kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelsetarian orangutan. ProFauna juga berharap bisa mendorong pemerintah lebih serius memperhatikan pelsetarian orangutan, termasuk habitat orangutan yang kian tergusur.
Menurut Made, tingkat penurunan populasi orangutan selama 10 tahun terakhir cukup tajam. Pada tahun 1990-an saja populasi orangutan di Indonesia mencapai 200 ribuan ekor. Namun saat ini hanya tersisa 6 ribuan ekor saja di kawasan Rawa Singkil, Leuser Barat, dan Leuser Timur. “Selama sepuluh tahun tingkat penurunan populasi mencapai 80 persen,” ujar Made Astuti, yang juga menjadi salah satu pengendara motor kampanye ini.
Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia. Kurang dari 20 ribu tahun lalu orangutan dapat diujumpai di sleuruh Asia Tenggara, dari Pulau Jawa di ujung selatan hingga ujung utara pegunungan Himalaya dan Cina bagian selatan. Kini, orangutan hanya ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. Rusaknya habitat dan perdagangan orangutan menjadi factor utama menunrunnya populasi orangutan di alam. Meski sudah dilindungi oleh undang-undang, perdagangan orangutan masih terjadi. Rendahnya kesadaran masyarakat dan lemahnya penegakan hukum menjadi penyebab masih maraknya perdagangan orangutan. (G17)