Jakarta (Greeners) – Proses peresmian kawasan cagar alam, suaka margasatwa dan taman burung Gunung Tambora, Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi taman nasional tinggal menunggu hari.
Beberapa hari lalu, tepatnya pada tanggal 20 Maret 2015, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menandatangani penetapan Gunung Tambora menjadi kawasan taman nasional. Setelah penandatanganan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan meresmikan taman nasional tersebut pada tanggal 11 April 2015 mendatang.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Eka Soegiri menjelaskan bahwa selain diresmikan oleh Presiden Jokowi, nantinya akan dilakukan ritual panen jagung di atas lahan seluas 70.000 hektar.
“Rencananya nanti dicanangkan oleh RI 1 tanggal 11 April 2015 sekalian panen jagung dengan luas kurang lebih 70 ribu ha,” jelasnya kepada Greeners, Jakarta, Rabu (25/03).
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa sebelumnya lingkungan Tambora terancam rusak karena masyarakat sekitar belum mendapatkan manfaat secara ekonomi di sekitar kawasan Gunung Tambora. Padahal, menurut Eka, Taman Nasional Tambora tersebut memiliki potensi yang luar biasa sebagai obyek wisata. Ia berharap setelah proses peresmian nanti, masyarakat bisa lebih terbantu secara ekonomi dan kawasan Gunung Tambora mendapatkan perawatan yang lebih baik.
“Tambora ini telah dinyatakan layak menjadi taman nasional yang kedua di NTB setelah Taman Nasional Rinjani,” jelas Eka.
Sebagai informasi, kawasan konservasi cagar alam, suaka margasatwa dan taman burung Gunung Tambora memiliki bentang lahan yang sangat luas dan keragaman jenis tumbuhan yang cukup tinggi. Diperkirakan luas kawasan Tambora mencapai 71.645,74 dimana 23.840,81 hektare merupakan kawasan cagar alam, 21.674,68 hektare kawasan suaka margasatwa, dan 26.130,25 hektare menjadi taman burung.
Tumbuhan di kawasan Gunung Tambora tersebar dalam 3 tipe ekosistem hutan, mulai dari hutan musim, hutan hujan tropis dan hutan savana. Beberapa jenis tumbuhan, seperti Lepidagathis eucephala, Achyranthes bidentata, Colocasia gigantea, Dichrocephala chrysanthemifolia, dan lainnya tumbuh subur di kawasan ini.
Kawasan konservasi Gunung Tambora juga merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa mulai dari klas primata, klas reptil klas mamalia hingga klas aves/burung seperti kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea).
Jumlah jenis burung yang telah teridentifikasi pada tahun 2012 sebanyak 43 jenis, di mana beberapa jenis di antaranya merupakan jenis yang dilindungi dan satu jenis burung endemik asli Nusa Tenggara Barat.
Penulis: Danny Kosasih