Jakarta (Greeners) – Memasuki minggu terakhir Januari 2017, beberapa daerah di Indonesia mulai memasuki musim kemarau. Beberapa wilayah yang terpantau seperti Riau, Sumatera Selatan (Sumsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi daerah yang telah mengalami kenaikan jumlah hotspot dalam seminggu terakhir.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, salah satu daerah yang paling akan berdampak adalah Riau dan beberapa wilayah Sumatra yang memiliki dua fase kemarau. Pada akhir Januari hingga Maret dan pada Juni hingga Oktober.
“Pada periode pertama, kemaraunya tidak terlalu kering dibandingkan dengan periode kemarau kedua. Kemarau yang mulai datang ini berakibat memunculkan titik panas atau hotspot di beberapa daerah,” ujarnya, Jakarta, Rabu (25/01).
BACA JUGA: Penggunaan Sumur Bor untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan Akan Dimaksimalkan
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dihitung dengan satelit Terra Aqua, terusnya, diketahui telah terjadi peningkatan jumlah hotspot dalam seminggu terakhir di wilayah Sumsel dan Sulsel. Sementara di Riau, jumlah hotspot masih sama dengan minggu lalu yaitu 1 titik. Kalbar yang minggu lalu memiliki panas tinggi dan memiliki 5 hotspot pun mengalami penurunan menjadi nol hotspot. “Untuk Papua, sejauh ini tidak ditemukan hotspot di sana,” tambahnya.
Dalam Rapat koordinasi nasional (rakornas), Menko Polhukam Wiranto dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya telah meminta seluruh pihak terkait untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan tahun ini. Pasalnya, kemarau yang akan lebih kering dibanding 2016 ini, membuat potensi karhutla semakin besar.
“Dengan adanya potensi itu, Menteri LHK telah menyiapkan berbagai upaya pencegahan. Koordinasi untuk penanggulangan bila kebakaran terjadi juga dilakukan bersama dengan BNPB dan pemda di daerah-daerah rawan kebakaran,” katanya.
BACA JUGA: Lakukan Sidak, BRG Temukan Kegiatan Pembukaan Lahan oleh RAPP
Sebagai informasi, sebelumnya, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman sendiri telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2017 yang berlaku sejak Selasa (24/01) selama 96 hari hingga 30 April mendatang. Status siaga darurat ini ditetapkan setelah Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Dumai sudah lebih dahulu menetapkan status, dan agar bisa melaksanakan pencegahan sedini mungkin.
Usai penetapan status, Gubernur bersama instansi terkait lainnya termasuk komandan korem, kapolda, komandan lanud, kepala dan kejati segera menyusun struktur tim satgas siaga karhutla yang mulai dikukuhkan hari ini. Selain penyusunan struktur tim satgas, gubernur juga kembali mengaktifkan posko-posko siaga karhutla agar satgas bisa segera memulai tugasnya secara resmi.
Ia juga meneruskan imbauan Presiden agar semua unsur dari provinsi, kabupaten, hingga jajaran terbawah untuk turut berada di lapangan memantau karhutla.
Penulis: Danny Kosasih