Jakarta (Greeners) – Penanggulangan bencana menuntut kecepatan dan ketepatan. Demikian pula dengan penanganan pascabencana seperti keperluan logistik dan obat-obatan yang harus merata dan tepat sasaran. Hal itu menjadi kunci startup Braga Technologies mengembangkan portal pemetaan bencana gempa Cianjur.
COO Braga Technologies Bimbi Fonseca mengatakan, portal ini dapat bermanfaat sebagai petunjuk untuk tim distribusi bantuan logistik dan obat-obatan maupun masyarakat yang berkunjung ke lokasi gempa.
“Melalui portal ini maka kita bisa tahu wilayah mana saja yang belum mendapatkan logistik, wilayah mana yang belum ada evakuasi karena kita ada data real time,” katanya kepada Greeners, baru-baru ini.
Bimbi bersama 15 tim lainnya memastikan ketepatan pemetaan mengacu data yang mereka kumpulkan dari laporan-laporan warga melalui media sosial (Instagram, Twitter, dan Facebook).
Data mereka update setiap hari secara real time sehingga penyaluran bantuan logistik maupun obat-obatan bisa merata dan tepat sasaran. Selanjutnya, portal memvisualisasikan data tersebut.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Jabar Quick Respon (JQR) memastikan update kondisi warga di wilayah gempa Cianjur.
“Tim JQR sendiri mengaku selama ini masih sulit memetakan wilayah-wilayah mana saja yang akan dituju untuk bantuan logistik. Jadi kita bekerja sama sifatnya volunteer, ingin membantu secara kemanusiaan,” kata mahasiswa magister Studi Pembangunan Institut Teknologi Bandung ini.
Pantau Real Time Dampak Gempa Cianjur
Selain itu, portal ini juga memetakan data-data fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas hingga pos keamanan seperti Polsek dan Polres sekitar Cianjur. Nantinya, portal ini akan dilengkapi dengan citra satelit maxar real time condition.
“Nantinya arahnya ke sana, sekarang yang jelas kita sudah collect data-data warga. Kita sudah ada datanya,” imbuhnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengapresiasi kepedulian yang dituangkan dalam inovasi pemetaan distribusi logistik dan obat-obatan yang Braga Technologies ini kembangkan.
“Inisiatif yang bagus. Nanti bisa dimanfaatkan secara optimal untuk bencana gempa Cianjur,” kata Suharyanto.
Gempa Cianjur pada Senin (21/11) magnitude 5,6 terjadi karena aktivitas sesar Cimandiri. Gempa tersebut menyebabkan 272 orang meninggal dunia. Sementara itu 39 orang masih hilang. Hingga Jumat (25/11) korban luka-luka mencapai 2.046 dan 62.882 jiwa mengungsi.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan, kawasan ini sering sekali terjadi gempa dengan berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. Kompleksitas ini terlihat dari cukup banyaknya keberadaan sesar, meliputi sesar Cimandiri, sesar Padalarang, sesar Lembang, dan sesar Cirata di wilayah Jawa Barat.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin