Banjarmasin (Greeners) – Populasi salah satu hewan khas Kalimantan Selatan (Kalsel) yaitu Kerbau Rawa terus menurun dan terancam punah karena rentan beragam jenis penyakit dan rendahnya tingkat hidup anakan kerbau.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalsel, Maskamian Andjam mengungkapkan, beberapa penyakit saat ini mengancam populasi Kerbau Rawa, salah satunya cacing hati. Penyakit tersebut banyak menjangkit Kerbau Rawa karena habitatnya yang kurang bersih. “Tapi penyakit ini tidak mematikan dan sebenarnya mudah diatasi dengan pengobatan intensif,” ungkapnya di Banjarmasin.
Berdasarkan catatan Maskamian, beberapa kasus kematian Kerbau Rawa juga terjadi karena demam yang akan menyebabkan kematian apabila tidak ditangani.“Ini yang mengkhawatirkan kalau Kerbau Rawa mengalami demam bisa menyebabkan kematian. Solusinya adalah dengan vaksinasi,” katanya.
Populasi Kerbau Rawa sendiri tersebar di beberapa kabupaten antara lain Hulu Sungai Utara, Barito Kuala, Tapin, dan Tanah Laut. Belum ada jumlah pasti populasi Kerbau Rawa, namun diperkirakan jumlah populasi kerbau secara keseluruhan di Kalsel mencapai 25 ribu ekor. Kerbau darat di Kalsel juga banyak dikembangkan di Kotabaru.
Ancaman populasi Kerbau Rawa juga karena rendahnya tingkat kelahiran hewan yang hidup di darat dan di permukaan rawa ini. Maskamian mengatakan, tiap tahunnya, populasi Kerbau Rawa hanya meningkat dibawah 1 persen, dikarenakan tingginya angka kematian anak Kerbau Rawa yang baru lahir.
Banyak anakan kerbau yang baru lahir mati tenggelam karena induknya melahirkan di rawa. “Kematian sering terjadi pada anak, mereka kan baru lahir tidak bisa berenang. Induk biasanya juga tidak bisa berbuat apa-apa saat melahirkan anaknya langsung jatuh ke air. Kematian dewasa jarang kecuali ada demam. Ini yang mempengaruhi populasi kerbau rawa, populasi tidak turun, tapi kenaikan yang menurun, naiknya dibawah 1 persen. Kita harus pacu, peternak jangan hanya mengambil dan menjual tapi harus ada budidaya,” tambah Maskamian.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, populasi Kerbau Rawa juga mengalami penurunan. Hasil sensus oleh petugas peternakan yaitu dari 3.250 ekor, jumlahnya terus menurun menjadi 1.190 ekor kerbau dalam beberapa tahun terakhir.
Jumlah tersebut berada di dua kecamatan yakni Daha Barat sebanyak 577 ekor dan Daha Utara sebanyak 613 ekor. Ada sekitar 15 Dengan jumlah kalang (kandang, Red) dari 15 kelompok peternak, dimana dalam satu kalang terdapat minimal 40 ekor dan maksimal 100 ekor kerbau rawa. Sedangkan satu kelompok peternak terdiri dari 5 hingga 10 orang pemilik. (G16)