LONDON, 21 April 2017 – Menghadapi perubahan iklim, hutan mempunyai peran kunci dalam menyerap karbon di atmosfer. Namun ternyata pohon-pohon pada beberapa kasus juga merupakan sumber gas rumah kaca, terutama gas metan.
Gas metan merupakan salah satu gas rumah kaca yang dianggap bukan penyebab utama pemanasan iklim, namun gas tersebut memiliki potensi 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti AS menunjukkan bahwa batang pohon dari setidaknya satu sampel yang diambil dari hutan dataran tinggi justru mengeluarkan gas metan ke atmosfer.
Laporan para peneliti di jurnal Ecosystems mengungkapkan bahwa mereka mengukur lalu lintas karbon dioksida dan metan pada hutan di negara bagian Maryland saat musim tumbuh, antara April dan Desember. Mereka ingin melihat peran “penyerap atau penyumbang” pada pohon-pohon yang baru tumbuh, tanah antara pohon dan runtuhan kayu yang sudah melapuk.
Pertukaran karbon dioksida pada pohon dan semua vegetasi telah dimonitor selama beberapa dekade, sama halnya dengan pergerakan CO2 dan gas metan pada tanah. Kayu-kayu mati yang menjadi bagian dari hutan alami biasanya tidak terlalu diperhitungkan. Para peneliti tersebut mengonfirmasi adanya perubahan suhu.
“Gas metan pada tanah sepertinya mengikuti gradien suhu, di mana suhu yang lebih tinggi berkaitan dengan penyerapan lebih tinggi dari gas metan namun tidak demikian halnya dengan runtuhan kayu atau batang pohon,” kata Rodrigo Vargas dari Departemen Ilmu Tanaman dan Tanah, Universitas Delaware, yang memimpin studi tersebut.
“Kami percaya pekerjaan kami ini dapat mengisi kekosongan pada alokasi gas metan dan proses alamiah pada model ekosistem global,” imbuhnya.
Penelitian ini tidak berarti bahwa hutan membuat perubahan iklim menjadi lebih buruk, hanya mengonfirmasi bahwa ada proses dua arah yang terjadi di atmosfer. Lebih lanjut, menekankan kepada substansi yang sudah diketahui para ahli biologi, bahwa tanaman yang sederhana pun merupakan proses kimia yang digerakkan oleh matahari yang berlangsung secara terus-menerus pada musim tumbuh.
Pohon yang menyebabkan polusi
Presiden Reagan pernah menyatakan bahwa pohon-pohon menyebabkan polusi lebih dari mobil. Pernyataan yang salah. Namun pohon menyerap dan mengeluarkan gas ke atmosfer, dan penelitian semacam ini ditujukan untuk mencari tahu lebih lanjut keterkaitan antara makhluk hidup dan udara yang kita hirup.
Pada akhirnya, mengetahui tentang iklim yang memberikan kehidupan di bumi untuk bertahan hidup. Penelitian terbaru ini juga merupakan bagian kecil dari mosaik pemahaman dan menggambarkan satu bagian kecil dari hutan pada ekosistem yang lebih besar di satu negara bagian. Hal tersebut juga diungkapkan pada survey terbaru dari Botanic Gardens Conservation International.
Para ahli melaporkan dalam Journal of Sustainable Forestry bahwa ada 60.065 jenis pohon yang berdiameter lebih dari 5 cm pada setiap benua, kecuali Antartika. Sekitar setengahnya bisa ditemukan di satu negara. Misalnya, Brazil memiliki 8.175 spesies dan 4.333 spesies merupakan endemik negara tersebut.
Daerah tropis di Amerika Tengah dan Amerika Selatan memiliki 23.000 spesies. Negara yang paling sedikit memiliki spesies pohon adalah Amerika Utara, hanya 1.400 spesies.
Penelitian semacam ini sangat fundamental. Pohon memegang peran vital dalam mekanisme iklim sehingga para peneliti iklim perlu mengetahui bagaimana mereka bisa mengontrol suhu udara, struktur usia yang berpengaruh pada hutan, berapa pohon yang ada di planet dan berapa yang rentan.
Ancaman kepunahan
Sekitar 9.600 spesies menghadapi ancaman kepunahan, jelas para peneliti BGCI. Sebanyak 300 spesies direpresentasikan oleh kurang dari 50 individu dan keluarga pohon yang terbesar masuk ke dalam grup Leguminosae.
Untuk melengkapi survey, para ahli menghabiskan dua tahun meneliti 500 sumber data untuk mengumpulkan catatan 375.500 di database GlobalTreeSearch.
“Meskipun terlihat sangat luar biasa tapi baru bisa kita publikasikan pada tahun 2017 secara global terkait dengan daftar spesies pohon mengingat bahwa GlobalTreeSearch menggambarkan upaya luar biasa dunia sains untuk mengumpulkan penemuan, koleksi dan mendeskripsikan puluhan ribu spesies tanaman, “Paul Smith, sekretaris jenderal BGCI. “Ini ‘sains yang besar’, karena melibatkan ribuan ahli botani selama berabad-abad.” – Climate News Network