Jakarta (Greeners) – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menyiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Micro LNG 10 Megawatt (MW) sebagai tindak lanjut kesepakatan bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengembangkan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan di Kepulauan Seribu.
Manajer Senior Komunikasi Korporate PLN, Bambang Dwiyanto mengatakan, sebagai alternatif energi, selain pembangunan PLTG tersebut, PLN nantinya juga akan membangun transmisi 150 kilovolt (kV) serta saluran kabel laut tegangan tinggi (SKLTT), GIS 150/20 kV 20 MVS.
“Saat ini PLN sedang melakukan kajian terhadap energi alternatif tersebut karena sesuai dengan studi awal, suplai listrik ke Kepulauan Seribu hanya diperuntukan melayani rumah tangga dengan panjang kabel untuk JTM sekitar 78,54 kms hingga menyebabkan kualitas tegangan menjadi kurang baik,” terangnya, Jakarta, Jumat (17/04).
Ia menjelaskan, Berdasarkan perjanjian kerjasama antara PLN dan Pemprov DKI Jakarta nomor 11A/-072.2 dan 035.PJ/140/DISJAYA/2007 tertanggal 10 Januari 2007 lalu, PLN dalam hal ini bertanggung jawab untuk melakukan penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penyaluran tenaga listrik di kabupaten administrasi Kepulauan Seribu.
Sedangkan untuk jaringan tegangan menengah 20 kV, instalasi dan gardu distribusi, serta trafo dan jaringan tegangan rendah (JTR) merupakan tanggung jawab dari Pemprov DKI Jakarta.
“Seiring dengan kebutuhan ekonomi dan sektor pariwisata, maka dibutuhkan pasokan listrik dan jaringan yang mampu memenuhi hal itu semua. Akan sangat diperlukan sinergi yang baik antara PLN dan Pemprov DKI Jakarta,” kata Bambang.
Sebagai informasi, Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama menginginkan agar PLN dapat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Kepulauan Seribu. Hal ini dikarenakan kebutuhan listrik di Ibukota membutuhkan pasokan yang lebih banyak, khususnya untuk kebutuhan transportasi publik mass rapid transit (MRT) yang diperkirakan rampung pada 2018.
Selain itu, Pemprov DKI dan PLN juga telah sepakat agar kapasitas produksi listrik di kedua pembangkit, yakni Muara Karang dan Tanjuk Priok ditambah. Sebab, di kawasan utara Jakarta tersebut akan banyak pembangunan super blok dan resort sehingga perlu ada persiapan awal, khususnya masalah ketersediaan pasokan listrik.
Penulis: Danny Kosasih