Jakarta (Greeners) – Pelarangan penumpang membawa sepeda ke dalam moda transportasi seperti kereta api dianggap mempersulit para pesepeda dalam melakukan perjalanan sambil membawa sepeda baik jarak jauh maupun hanya antar kota. Berdasarkan keresahan ini, seorang pengguna sepeda dengan nama akun Syaiful Amin, membuat sebuah petisi di laman Change.org. Petisi ini ditujukan kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
“Banyak pesepeda yang ingin menikmati kota-kota lain di Jawa seperti Bandung…Surabaya dan Jogya. Tujuannya rekreasi sambil olahraga. Masalahnya kita terkadang terkendala regulasi yang memperketat pelarangan orang membawa sepeda kedalam kabin/gerbong kereta sehingga kita sulit melakukan perjalanan sambil membawa sepeda dalam menggunakan kereta api,” tulis petisi yang telah mencapai 2.270 pendukung hingga Rabu (13/07) pukul 16.54 WIB.
Ketua Umum Bike To Work (B2W) Indonesia, Toto Sugito mengatakan bahwa sejak pelarangan orang membawa sepeda ke dalam kereta api berlaku, para pekerja yang menggunakan sepeda dalam mobilitasnya merasa mulai kesulitan dan akhirnya beralih kembali ke kendaraan bermotor. Khususnya bagi pesepeda yang tinggal di kota-kota penyangga Jakarta seperti Bogor, Tanggerang dan sekitarnya.
“Yang paling prioritas sih pengadaan gerbong khusus pesepeda untuk Commuterline dulu ya, supaya bisa mewadahi para pesepeda dari kota-kota penyanggah Jakarta ini karena sejak ada pelarangan itu, mereka banyak yang kembali menggunakan kendaraan bermotor. Setelah itu untuk gerbong yang ke luar kota seperti Surabaya, Bandung atau sekitarnya bisa menyusul,” katanya kepada Greeners, Jakarta, Rabu (13/07).
Selain itu, terkait teknis pengadaan gerbong, Toto memberikan dua saran kepada PT Kereta Api Indonesia. Bisa dengan menyediakan gerbong khusus pesepeda yang di satu sisinya tempat menyimpan sepeda dan di sisi lain diletakkan tempat duduk untuk para pesepedanya. Atau menyediakan satu gerbong khusus untuk menyimpan sepeda dan pesepedanya bisa duduk di gerbong penumpang umum.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero Edi Sukmoro menyatakan dirinya menyambut baik saran dan masukan tentang pengadaan gerbong khusus pesepeda tersebut. Hanya saja, ia perlu mempelajari teknis pelaksanaannya terlebih dahulu karena Commuterline menggunakan tarif dari public service obligation (PSO).
“Mungkin saja untuk diadakan gerbong itu. Nanti saya pelajari karena memang pada dasarnya keberadaan Commuterline untuk membantu pemerintah mengurangi kepadatan di pusat kota. Nanti kita lihat dan kita pelajari dahulu,” katanya.
Penulis: Danny Kosasih