(greenersmagz.com) Tim peneliti dari Universitas Montreal dan Harvard menyimpulkan penggunaan pestisida yang berlebihan pada tanaman dapat kemungkinan meningkatnya resiko attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak-anak. ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.
Sindrom ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah, suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
Sebelumnya, ADHD dinyatakan serupa autis, disebabkan oleh faktor genetik, perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan intelegensia, disfungsi metabolisme, hormonal, dan asupan gizi, serta orang-orang dilingkungan sekitar termasuk keluarga.
Penelitian ini dilakukan dengan mengukur level pestisida pada air kencing 1139 anak di Amerika Serikat. “Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan beberapa senyawa organophosphate (pestisida untuk tanaman)menyebabkan kondisi hiperaktif dan defisit kognitif pada hewan,” ujar peneliti utama, Maryse F, Bouchard dari Universitas Montreal.
Peneliti di Departemen Kesehatan dan Lingkungan Kerja dan Rumah Sakit Pusat Penelitan Sainte-Justine ini mengatakan, “Penelitian kami menemukan paparan berlebihan organophosphate dalam perkembangan anak mungkin akan memiliki efek pada sistem syaraf dan dapat berkontribusi munculnya sindrom ADHD, seperti kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsif.”
Bouchard melakukan penelitian ini bersama David C. Bellinger, Robert O. Wright, and Marc G. Weisskopf dari Universitas Harvard. Penelitian yang didukung oleh Canadian Institutes for Health Research dan National Institute of Environmental Health Sciences ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, Pedriatics.
Angka kejadian ADHD di seluruh dunia saat ini diperkirakan mencapai hingga lebih dari lima persen. Penelitian di Amerika Serikat sendiri menunjukan gejala terpapar ADHD mencapai hingga tujuh persen. (sciencedaily)