Jakarta (Greeners) – PT Pertamina (Persero) mengaku tengah mempersiapkan diri untuk melakukan investasi di sektor hulu energi baru dan terbarukan (EBT) dengan rencana modal yang akan ditanam mencapai 1,5 miliar dollar Amerika atau setara Rp 20,7 triliun (kurs Rp 13.800).
Melalui keterangan resminya, Direktur Gas, Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani menyatakan bahwa rencana investasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis EBT di luar panas bumi hingga 2019 mendatang.
“Pertamina akan terus berkomitmen untuk mencari sumber-sumber energi termasuk EBT yang dapat digunakan untuk menopang kemandirian dan kedaulatan energi nasional,” jelasnya, Jakarta, Kamis (20/08).
Yenni juga menyampaikan bahwa Pertamina selalu menyambut baik berbagai kebijakan pendukung yang telah lama dilakukan agar pengembangan energi baru terbarukan bisa terwujud. Apalagi, saat ini kondisi harga minyak mentah sedang buruk.
Ia juga menyatakan bahwa pengembangan energi “hijau” ini akan menghadapi tantangan yang tidak mudah karena harus berkompetisi dengan energi fosil yang sedang mengalami penurunan harga.
“Terwujudnya pengembangan EBT ini sudah banyak yang mendukung seperti insentif harga untuk pembangkit listrik panas bumi, air, biomassa, dan juga biogas. Kami (PT Pertamina) menyambut baik (pengembangan EBT). Namun di tengah menurunnya harga energi fosil, maka kebijakan harga akan menjadi kunci sukses bagi pengembangan EBT ini,” tutupnya.
Penulis: Danny Kosasih