Jakarta (Greeners) – Tahun ini, ada yang berbeda dari Jakarta International Java Jazz Festival atau sering disingkat Java Jazz Festival. Kali ini, edukasi pengunjung untuk menjaga kebersihan dan memilah sampah di area pagelaran musik menjadi perhatian penting bagi perhelatan musik jazz terbesar di dunia ini.
Ressanda Tamaputra, Head of Promotion Java Jazz Festival 2015, mengatakan, sangat sulit mengendalikan puluhan ribu orang mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya, khususnya dalam lokasi konser musik yang cukup besar seperti Java Jazz. Oleh karena itu, Ressa menyatakan perlu adanya satu himbauan berupa ajakan dan kampanye terhadap para pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan selama acara berlangsung.
“Ini project yang diadakan untuk pertama kalinya di Java Jazz. Kami sangat berharap imbauan ini mampu mengedukasi para pengunjung dan meminimalisir sampah-sampah yang berserakan selama acara Java Jazz 2015 ini berlangsung,” katanya saat melakukan jumpa pers “Less Waste More Jazz” yang bekerjasama dengan Yayasan Unilever Indonesia dan Jakarta International Java Jazz Festival 2015, Jakarta, Jumat (06/03).
Syaiful Rochman, Chief Editor Greeners.co yang juga selaku penanggung jawab program “Less Waste More Jazz” menjelaskan bahwa “Less Waste More Jazz” merupakan sebuah project pengelolaan sampah yang terintegrasi selama penyelenggaraan Java Jazz Festival 2015 berlangsung. Menurutnya, dengan jumlah pengunjung harian yang mencapai puluhan ribu, tentu festival musik sebesar ini akan memiliki potensi timbulan sampah yang cukup besar.
“Kami menyambut positif penerapan project ‘Less Waste More Jazz’ di Java Jazz Festival 2015 ini. Kami juga berharap agar pengunjung bisa terlibat aktif dalam memperhatikan bagaimana mereka harus membuang sampah,” jelasnya.
Selain itu, “Less Waste More Jazz”, tambahnya, juga menyediakan beberapa wadah sampah tambahan dari yang sudah disediakan oleh pihak JIExpo Kemayoran, dengan desain yang menarik. Pada wadah sampah tersebut, katanya, pengunjung diajak untuk memilah antara sampah sisa makanan (Food Waste), sampah kemasan makanan (Food Packaging Waste) dan sampah untuk kertas (Paper Waste).
Perwakilan dari Yayasan Unilever Indonesia, Maya Tamimi menuturkan kalau seluruh sampah yang dikelola melalui wadah “Less Waste More Jazz” tersebut telah dijamin agar tidak mencemari lingkungan atau bahkan disalurkan ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA).
“Sampah-sampah itu nantinya akan disalurkan kepada pihak-pihak yang akan memproses sampah tersebut dengan benar dan akan disalurkan juga ke bank sampah yang telah disediakan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Maya menyatakan bahwa program Unilever Green and Clean yang bekerjasama dengan proyek Less Waste More Jazz juga ingin memberikan edukasi pada masyarakat tentang bagaimana memilah sampah yang benar dan kemana sampah yang masyarakat hasilkan akan berakhir di mana. Karena menurutnya, menangani masalah sampah tidak hanya dengan membangun sebuah sistem namun juga harus memperhatikan aspek manusianya.
“Untuk masalah sampah ini perlu juga ada kesadaran dari masyarakat untuk turut ambil peran dan project ‘Less Waste More Jazz’ ini diharapkan dapat menjadi pelopor dan inspirasi bagi penyelenggaraan event kelas International dengan manajemen sampah yang lebih ramah lingkungan,” katanya berharap.
(G09)