Surabaya (Greeners) – Sebanyak 81 peraih Kalpataru mendatangi Rumah Dinas Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Sabtu (28/04/2018) untuk menyampaikan aspirasi. Sebelumnya, selama dua hari para peraih Kalpataru dari berbagai daerah di Indonesia ini telah mengikuti diskusi bersama dalam acara Jaga Bhumi – Jaga Sakra Sarasehan Peraih Kalpataru yang berlangsung di Gedung Siola, Surabaya.
Di hadapan Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri, dua orang peserta Sarasehan menyampaikan kesimpulan dari persoalan dan rekomendasi yang telah didiskusikan sejak kemarin hingga hari ini. Dalam persoalan kolektif, para penerima Kalpataru menyatakan bahwa Forum Komunikasi Penerima Kalpataru (FOKKAL) tidak tersosialisasikan dengan maksimal. Oleh karena itu, mereka merekomendasikan agar dilakukan restrukturisasi FOKKAL.
Selain itu, dari sisi persoalan individu, para penerima Kalpataru menyatakan bahwa mereka membutuhkan penguatan untuk keberlanjutan masing-masing gerakan yang telah mereka rintis. Untuk itu, mereka mengharapkan adanya penguatan kelembagaan dari masing-masing penerima Kalpataru. Penguatan ini juga diharapkan dapat membantu mereka dalam hal akses dan dukungan dana, baik dari pemerintah maupun pihak swasta melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR).
BACA JUGA: Sarasehan Kalpataru, YKRI Menyatakan Siap Memfasilitasi Program Peraih Kalpataru
Menanggapi hal ini, Megawati Soekarnoputri meminta agar para penerima Kalpataru untuk tetap bersatu dalam menyelamatkan dan menjaga lingkungan.
“Kalau kita hanya menunggu dari segala hal tidak akan bisa jalan. Saya pernah berada di pucuk pimpinan, Presiden Republik Indonesia ke-5. Indonesia kalau mau bergerak maju tidak akan jalan kalau hanya mengandalkan pemerintah. Semua daya harus turut bergerak untuk memajukan Indonesia yang kita cintai,” ujarnya.
Lebih lanjut Megawati mengatakan bahwa para peraih Kalpataru merupakan para pejuang lingkungan yang harus dihargai. Oleh karena itu, melalui Yayasan Kebun Raya Indonesia yang ia dirikan, para peraih Kalpataru ini dapat difasilitasi dalam upayanya melestarikan lingkungan.
“Saya meminta agar peraih Kalpataru dikumpulkan tapi jangan diintervensi. Mereka tahu tugasnya, ada yang melestarikan mangrove, ada yang seniman menyuarakan lingkungan. Mereka punya banyak potensi, kenapa mereka lalu didiamkan?” ujarnya.
Megawati juga berharap agar penerima Kalpataru tidak berhenti melestarikan alam setelah mendapatkan penghargaan atau menerima sertifikat.
“Untuk apa selembar sertifikat? Saya ingin roh Kalpataru ini ada di dalam kita semua dan dilakukan oleh semua yang hadir. Saya juga berharap agar semakin banyak kebun raya-kebun raya di Indonesia, baik dari pemerintah maupun swasta,” kata Megawati.
BACA JUGA: Kebun Raya Mangrove Pertama di Dunia akan Dibangun di Surabaya
Di acara yang sama, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa menjadi pekerja lingkungan bukan hal yang mudah.
“Menjadi pekerja lingkungan itu tidak semudah membalikkan tangan. Tidak ada yang mengapresiasi kerja kerasnya untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan. Acara ini untuk mereka,” kata Risma.
Dalam upaya pelestarian lingkungan, Risma juga mengatakan kalau dirinya menginginkan agar Surabaya menjadi kota yang memiliki banyak hutan kota. Hutan kota ini nantinya akan dibangun dengan konsep dan tema yang berbeda-beda menyesuaikan lingkungan sekitar.
“Selain kebun raya mangrove, saya ingin lebih banyak hutan kota. Kita selalu berusaha agar di setiap kawasan di Surabaya ada hutan kota. Kita bisa buat hutan kota berkonsep buah, hutan kota obat-obatan, bambu, dan lainnya,” pungkasnya.
Penulis: Renty Hutahaean