LONDON, 29 Agustus 2017 – Berikut cara menghasilkan banyak uang di megapolitan: tanam lebih banyak pohon. Pepohonan di jalanan dan perumahan sudah bernilai $500 juta per tahun, dan pemerintah bisa menambahkan angka tersebut.
Hal ini hanya masalah mengakui keuntungan ekonomis dari menanam pohon. Pohon memberikan perlindungan, menyerap karbon, menghalangi polusi udara dan menyerap air. Saat melakukan hal-hal tersebut, pohon memperbaiki iklim, menghemat biaya pemanas dan pendingin ruangan, dan meningkatkan kesehatan publik.
Pelayanan ekonomi yang disediakan oleh pohon-pohon maple di Naples, Italia, atau pohon oak di Oakland di California, sangat diakui sehingga para ilmuwan dapat menentukan nilai dari kanopi perkotaan.
Mereka menemukan bahwa rata-rata tutupan pohon 39 meter persegi setiap penduduk sama dengan $35 untuk setiap penduduk di kota besar. Setiap satu kilometer persegi pohon di kota besar setara dengan $1,2 juta per tahun bagi warga yang berjalan di bawah rantingnya.
Dan, dari sampel di sepuluh kota-kota besar — yaitu daerah urban dengan 10 juta orang atau lebih — nilai rata-rata setiap kota untuk hutan, taman dan ruang terbuka hijau adalah $505 juta. Dan, untuk menggandakan uang tersebut, hanya perlu menanam lebih banyak.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
“Kota-kota besar dapat meningkatkan keuntungan rata-rata hingga 85 persen,” jelas Theodore Endreny dari State University of New York, College of Environmental Science and Forestr, di Syracuse, New York.
“Jika pohon dapat ditanam pada daerah-daerah yang potensial, mereka akan bisa menyaring polusi udara dan air, mengurangi kebutuhan energi pada gedung dan meningkatkan kesejahteraan manusia sementara menyediakan habitat dan sumber daya alam bagi spesies lainnya untuk hidup di perkotaan.”
Endreny dan lima kolega lainnya dari Italia melaporkan di jurnal Ecological Modelling bahwa mereka sudah membuat analisa tentang potensi tutupan pohon yang sebenarnya dan kontribusinya, yang disebut oleh para ilmuwan sebagai jasa lingkungan, di sepuluh kota-kota besar di lima benua.
Daerah tersebut adalah Beijing di Cina, Buenos Aires di Argentina, Kairo di Mesir, Istanbul di Turki, London di Inggris, Los Angeles di AS, Mexico City di Meksiko, Moskow di Russia, Mumbai di India dan Tokyo di Jepang.
Pohon-pohon mempunyai nilai sudah lama ditentukan: para ilmuwan telah berhasil memperhitungkan kontribusi mereka terhadap nilai properti. Para peneliti juga telah memperlihatkan, berulang kali, bahwa hutan alami dengan cara yang berbeda merepresentasikan kekayaan lokal dan dapat memberikan lebih lagi apabila bisa dilindungi secara efisien.
Namun, hutan makin menghilang dengan laju yang sangat cepat. Jadi, penelitian terbaru mencoba untuk menempatkan nilai uang yang diberikan oleh pohon-pohon tersebut di kota-kota besar.
Para ilmuwan mengkalkulasikan kadar karbon monoksida, dinitrogen oksida, sulfur dioksida, dan jelaga dan partikel dari kendaraan dan sumber lainnya yang diserap oleh pohon-pohon di kota-kota, cara pepohonan mengisolasi bangunan dari dingin dan melindungi dari panas, dan cara pepohonan menyerap gas karbon dioksida, di sepuluh kota besar.
Mereka menemukan bahwa manusia diuntungkan secara ekonomi dari pohon pinus, dataran dan pohon palem di jalan-jalan. Rata-rata, pepohonan menyelamatkan anggaran kota hingga $11 juta karena mampu menahan limpahan air hujan yang biasanya hanya dialirkan ke selokan-selokan.
Menyimpan lebih besar
Limpahan air hujan tersebut diubah menjadi udara panas di perkotaan menjadi lebih sejuk pada saat musim panas.
Pada tahun 2016, para ilmuwan menghitung 40 kota besar dengan total populasi 722 juta orang, setara dengan sepersepuluh dari populasi manusia di planet Bumi. Dari sepuluh kota yang terpilih, rata-rata pepohonan mencakup 21 persen dari areal bangunan dan mereka bisa bertambah hingga 19 persen lagi. Implikasinya adalah pepohonan dapat menghemat pengeluaran penduduk kota dengan membuat hutan kota lebih banyak lagi.
“Menempatkan hasil tersebut pada skala besar sistem sosio-ekonomi menjadi bukti akan sejauh mana alam mendukung keberadaan individual dan komunitas dengan memberikan jasa lingkungan secara gratis,” kata Sergio Ulgiati dari University Parthenope di Naples, yang turut menulis laporan tersebut dan telah mendirikan laboratorium kesejahteraan perkotaan di Naples.
“Pemahaman lebih mendalam tentang nilai ekonomis dari jasa yang disediakan oleh alam akan meningkatkan keinginan kita untuk berinvestasi dalam upaya dan sumber daya menjadi modal konservasi dan menerapkan eksploitasi yang benar, sehingga kekayaan sosial, stabilitas ekonomi dan kesejahteraan bisa meningkat.” – Climate News Network