Jakarta (Greeners) – Kembali merebaknya kasus zika di Singapura membuat negara-negara di sekitarnya waspada termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri berencana mengeluarkan travel advisory bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mengantisipasi penyebaran virus zika ke Indonesia.
Atas langkah tersebut, Ifael Yerosias Mauleti, internis dari Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, mengatakan bahwa pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap setiap orang yang keluar dan masuk ke Indonesia, baik melalui bandara maupun pelabuhan. Dengan demikian, pengawasan tidak hanya fokus pada setiap orang yang terdeteksi demam saat masuk ke Indonesia.
“Jika dari awal kita sudah data dan awasi. Kita sudah bisa pegang dia (orang yang terdeteksi demam) kalau ada apa-apa,” jelasnya, Jakarta, Rabu (07/09).
Pengawasan ini, lanjut Ifael, diperlukan tidak hanya untuk pencegahan namun juga untuk memunculkan pengetahuan bagi masyarakat mengenal penyakit yang disebabkan oleh virus zika dan cara penanganannya. “Virus zika ini dapat menyebar jika tidak ada arahan tepat. Untuk sebuah inkubasi dari bakterinya itu makan waktu delapan sampai sepuluh hari,” tambahnya.
BACA JUGA: Penyebaran Virus Zika, Kemenkes Berencana Keluarkan Travel Advisory
Meskipun saat ini belum terdapat kasus yang membuktikan penyakit zika endemis di Indonesia, Ifael mengkhawatirkan nyamuk Aedes aegypti yang menjadi pembawa virus penyakit demam berdarah dengue (DBD) dapat berevolusi menjadi pembawa virus zika.
“Memang agak sulit untuk mencegah orang digigit nyamuk, tapi selama ini langkah kita dalam memberantas nyamuk Aedes aegypti sudah tepat, harus dipertahankan dan ditingkatkan,” katanya.
Sebagai informasi, sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia akan segera mengeluarkan travel advisory atau saran bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri terkait bertambahnya kasus zika di Singapura, dari sebelumnya 41 kasus menjadi 82 kasus.
Menteri Kesehatan Nila Farid Moloek dalam keterangan resminya mengatakan bahwa Indonesia telah melakukan langkah-langkah pencegahan infeksi zika dengan menginstruksikan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dinas Kesehatan untuk melakukan pengecekan terhadap orang-orang yang datang ke Indonesia, khususnya dari negara yang terinfeksi zika seperti Brazil dan Singapura. Pengecekan yang dilakukan antara lain dengan pengambilan darah dan pemberian health alert card.
BACA JUGA: Kemenkes Pastikan Tidak Ada Virus Zika di Indonesia
“Singapura sudah terbukti ada peningkatan infeksi virus Zika, oleh karena itu kita harus waspada. Kita akan keluarkan travel advisory dan kita sedang komunikasikan dengan Kementerian Luar Negri,” jelasnya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM saat dihubungi oleh Greeners mengatakan, hingga saat ini di Indonesia belum ditemukan kasus positif zika. Adapun satu kasus yang pernah ditemukan di Jambi didasarkan dari laporan Lembaga Eijkman. Laporan ini dibuat setelah dilakukan penelitian oleh Eijkman ketika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue di Jambi pada tahun 2014.
Terhadap temuan dari lembaga Eijkman tersebut, Subuh menegaskan bahwa hasil resmi mengenai penyebaran penyakit ini harus dikeluarkan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. “Perlu saya tegaskan kembali di Indonesia belum ditemukan atau dilaporkan adanya kasus positif zika pada manusia. Jadi hasil yang ditemukan oleh lembaga Eijkman itu adalah lembaga riset, sementara yang resmi adalah dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) kita.”
Penulis: Danny Kosasih