LONDON, 6 Oktober 2017 – Para ilmuwan AS telah mengidentifikasikan sumber baru energi terbarukan: penguapan air. Alur penguapan air ke atmosfer mampu menghidupkan hingga 325 gigawatts setara dengan 69 persen pembangkit listrik nasional AS tiap tahunnya. Proses yang sama akan mampu menghemat 25 triliun galon air setiap tahunnya atau setara dengan seperlima dari konsumsi air di AS.
Teknologi yang sama dapat digunakan sebagai baterai alam untuk menyimpan energi terbarukan saat angin gagal memutar turbin atau saat tidak digunakan pada malam hari.
Namun, proyek ini baru dilaksanakan di dalam laboratorium. Ujicoba skala kecil semacam ini, yang disebut sebagai mesin penguapan, menunjukkan bahwa sumber baru, secara teori dapat melengkapi teknologi energi terbarukan yang sudah lebih terbangun.
Hal ini bahkan akan bekerja lebih efisien pada landskap yang panas, rentan dengan kekeringan: California, Arizona, dan Nevada, jelas para peneliti.
BACA JUGA: Silikon Menjadi Revolusi Energi Terbarukan
Tim dari Universitas Columbia menuliskan laporan pada journal Nature Communications bahwa mereka mendasarkan kalkulasi pada data dari 934 stasiun cuaca di seluruh Amerika Serikat untuk memperhitungkan potensi kekuatan, — atau lebih sering dikenal dengan panas laten –, yang dikemas oleh aliran ke atas dari molekul air berasal dari semua danau dan penampungan air lebih besar dari 0,1 kilometer persegi di AS. Mereka tidak memasukkan sungai, tanah pertanian, pesisir, dan danau besar.
Teknologi uji coba ini mengeksploitasikan biologi dan fisika alam. Mesin penguapan mengontrol kelembaban dengan aksi menutup cahaya dan pelebaran dan kontraksi spora bakteria sebagai reaksi dari proses ini ditransferkan ke generator yang menghasilkan aliran.
Penelitian ini merupakan salah satu contoh dari besarnya skala dan cakupan dari kepintaran yang didemonstrasikan berkali-kali oleh laboratorium dunia untuk mencari alternatif dari bahan bakar fosil yang telah lama mendorong ekonomi manusia namun mengancam dengan adanya pemanasan global dan perubahan iklim.
BACA JUGA: Penurunan Oksigen di Laut Dapat Terjadi Lagi
Para peneliti AS telah mengeksploitasi penelitian komputer dan meningkatkan teknologi yang ada untuk menunjukkan, berulang kali, bahwa AS dapat digerakkan oleh angin, cahaya matahari dan air dan apa yang bekerja di AS mungkin bisa mendorong pembangunan di berbagai belahan dunia. Argumen saat ini adalah kurangnya niat politik.
Namun, para peneliti di Universitas Columbia tidak membuat klaim tersebut: mereka merancang cara mereka sendiri untuk mengeksploitasi siklus air pada kondisi yang akan mengurangi penguapan pada situasi yang terhangat dan kering dan bersamaan dengan energi elektrik sifon dari proses tersebut.
Mereka juga mendemonstrasikan potensi sistem tersebut sebagai batere energi terbarukan yang mengeksploitasikan infrastruktur yang ada, seperti tempat penampungan air atau danau.
Namun, mereka belum mengetes teknologi tersebut untuk skala lebih besar dan di luar dari laboratorium: pada tempat penampungan air atau di rumah kaca. Penelitian terbaru mengkalkulasikan potensi energi bergerak ke atas dari air yang jatuh, baik pada hari-hari yang dingin juga yang panas.
“Kami memiliki teknologi untuk mengambil energi dari angin, air, dan matahari namun penguapana juga sama kuatnya,” jelas Ozgur Sahin, seorang ahli biokimia dari Universitas Columbia dan penulis senior. “Kami sekarang bisa menuliskan angka pada potensinya.” – Climate News Network