Ini Alasan Pentingnya Penerapan Topik Perubahan Iklim di Kampus Islam

Reading time: 3 menit
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Freepik
Ilustrasi perubahan iklim. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Penerapan topik perubahan iklim dalam kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi Islam dianggap sangat penting. Langkah ini menjadi sebuah upaya untuk mempersiapkan pemimpin agama di masa depan dalam mengatasi tantangan lingkungan secara efektif.

Urgensi tersebut terungkap dari riset PPIM UIN Jakarta dengan Greenpeace Indonesia melalui kampanye Ummah for Earth. Keduanya telah meluncurkan hasil riset tersebut dengan tema “Ulama dan Perubahan Iklim di Indonesia: Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Islam” pada Kamis, (4/7).

“Pada era yang penuh dengan tantangan lingkungan yang tiada duanya, dan seruan mendesak untuk melakukan upaya terpadu dalam memerangi perubahan iklim, peran penting pendidikan dalam membentuk masa depan planet kita semakin mengemuka,” ungkap Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta, Didin Syafrudin di Jakarta, Kamis (4/7).

Peneliti PPIM UIN Jakarta, Testriono membeberkan langkah-langkah yang perlu kampus lakukan dalam mengintegrasikan topik perubahan iklim dan lingkungan hidup atau Climate Change Education (CCE).

BACA JUGA: Hutan Campuran Mungkin Tidak Tahan terhadap Perubahan Iklim

Menurutnya, dalam jangka pendek, pemangku kepentingan perguruan tinggi Islam dapat memasukkan topik CCE ke dalam mata kuliah relevan yang ada. Kemudian, kampus menyelenggarakan Lokakarya Perubahan Iklim untuk mendidik para dosen tentang isu-isu CCE.

“Mengembangkan modul CCE untuk dosen universitas, dan memberdayakan organisasi mahasiswa untuk melakukan advokasi aksi iklim di kampus juga dapat pihak kampus lakukan,” ucap Testriono.

Selanjutnya, langkah yang dapat kampus lakukan untuk mencapai dampak jangka panjang, para pemimpin di perguruan tinggi Islam dapat mengembangkan mata kuliah khusus yang berfokus pada CCE dalam kurikulum.

Selain itu, strategi jangka panjang tersebut mencakup advokasi kerangka kebijakan yang kondusif bagi integrasi CCE. Kampus juga perlu melibatkan pimpinan universitas untuk menyelaraskan dengan CCE, dan mendirikan Pusat Pendidikan Perubahan Iklim yang berfokus pada penelitian dan advokasi.

PPIM UIN Jakarta dan Greenpeace Indonesia meluncurkan riset tentang perubahan iklim. Foto: Greenpeace Indonesia

PPIM UIN Jakarta dan Greenpeace Indonesia meluncurkan riset tentang perubahan iklim. Foto: Greenpeace Indonesia

Persiapkan Pemimpin Agama yang Peka Lingkungan

Sementara itu, penelitian oleh PPIM UIN Jakarta bersama Greenpeace Indonesia bukan tanpa maksud. Keduanya memiliki tujuan untuk memahami signifikansi, relevansi, dan potensi memasukkan topik-topik perubahan iklim dan lingkungan hidup atau Climate Change Education (CCE) ke dalam kurikulum Islam.

Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode tersebut termasuk 14 diskusi kelompok terfokus dan wawancara di lima perguruan tinggi Islam selama periode tiga bulan.

BACA JUGA: Menghangatnya Udara Perkotaan Membantu Pertumbuhan Pohon

“Kami menyadari peran penting perguruan tinggi Islam dalam mendidik para ulama dan pemimpin. Mereka berperan penting dalam membentuk komunitas Muslim Indonesia yang beragam,” tambah Didin.

Adanya Tantangan dalam Mengintegrasikan Isu Perubahan Iklim

Sementara itu, penelitian ini telah mengungkap beberapa tantangan yang menghambat integrasi isu CCE ke dalam pendidikan Islam. Testriono menjelaskan sejumlah tantangan tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa dalam menerapkan CCE ke pendidikan Islam masih cukup sulit karena tidak adanya mata kuliah khusus tentang CCE. Kemudian, masih terbatasnya pelembagaan CCE di universitas.

Selanjutnya, komitmen dan motivasi pemimpin perguruan tinggi Islam terhadap CCE masih rendah. Menurut Testriono, keselarasan CCE dalam misi dan tujuan universitas juga masih kurang.

Laju Krisis Iklim Semakin Cepat

Ummar for Earth Project Lead Greenpeace Indonesia mengatakan bahwa laju krisis iklim saat ini semakin cepat. Maka dari itu, perlu kesadaran penuh semua pihak termasuk komunitas muslim, untuk melakukan aksi iklim dan mendorong pemangku kepentingan terkait.

“Harapannya supaya pengetahuan iklim menjadi kerangka modul pembelajaran. Sehingga, melahirkan para pemimpin muslim yang berinisiatif ke dalam tindakan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk mengatasi krisis iklim,” ujar Rahma.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top