Jakarta (Greeners) – Wabah virus Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-CoV) kembali menyebar. Selain Arab Saudi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat bahwa virus yang menyerupai penyakit flu tersebut telah menjangkiti 150 orang di Korea Selatan, dimana 16 orang diantaranya meninggal dunia dan 17 pasien dalam kondisi parah.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. H.M Subuh, MPPM mengatakan, menurut data dari WHO, wabah penyebaran virus MERS semakin berkembang khususnya di daerah yang terjangkit.
“MERS ini adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus (satu dari kelompok virus Ribonucleic Acid atau RNA). Sejak dilaporkan pertama kali pada tahun 2012 di Saudi Arabia, kasus terjangkitnya virus ini mulai merebak ke negara-negara lain di Timur Tengah, Afrika, Eropa, Asia, dan Amerika Serikat. Sampai hari ini, jumlah kasus positif MERS secara kumulatif sejak September 2012 adalah 2.064 kasus, 150 diantaranya positif di Korea Selatan sedangkan sisanya terbanyak di jazirah Arab,” jelasnya saat dihubungi oleh Greeners melalui pesan singkat, Jakarta, Rabu (17/06).
Subuh menjelaskan bahwa karena kasus MERS tersebut masih bisa dikendalikan di tingkat negara, maka belum diperlukan adanya travel warning ke negara terjangkit. Penularan MERS juga masih bersifat terbatas, hanya pada kontak yang dekat dan lingkungan rumah sakit. Pemerintah Korea Selatan sendiri menjamin penularan bisa dilokalisir dan tidak menyebar di masyarakat umum, begitu juga penularan yang ada di Arab Saudi.
“Sampai saat ini belum ada pembatasan bepergian ke Korea Selatan dan juga ke Timur Tengah yang kasusnya lebih banyak. WHO sendiri juga tidak menyarankan screening khusus pada pintu masuk negara dan tidak merekomendasikan penerapan pembatasan perjalanan atau perdagangan apapun,” tambahnya.
Jelang Ramadhan 2015 ini, Subuh menyatakan bahwa Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan kepada warga Indonesia yang akan menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi agar selalu meningkatkan kewaspadaan diri. Hal ini karena di negara tersebutlah ditengarai sebagai sumber pertama penyebaran MERS-CoV.
Gejala MERS, lanjut Subuh, hampir sama dengan flu, yaitu batuk, demam dan sesak napas. Untuk itu, ada lima anjuran Kementerian Kesehatan kepada masyarakat Indonesia yang akan bepergian ke Korea Selatan dan Arab Saudi dalam waktu dekat.
“Harus selalu rajin cuci tangan pakai sabun (CTPS) karena sudah terbukti kegiatan ini menurunkan penularan MERS. Lalu, MERS juga lebih banyak terjadi pada mereka yang mempunyai sakit kronik sebelumnya seperti paru, jantung, hipertensi, Diabetes Melitus. Maka, sebelum berangkat ke Korea Selatan atau Arab Saudi periksakan diri terlebih dahulu ke dokter di tanah air, cek keadaannya dan bawa obatnya,” tuturnya.
Selama di negara terjangkit, katanya lagi, batasi kontak dengan mereka yang memiliki gangguan pernapasan, seperti influenza dan batasi kunjungan ke klinik atau RS yang menangani MERS-CoV di negara tersebut.
“Sementara itu WHO juga memberikan saran bagi penderita diabetes, gagal ginjal, penyakit paru-paru kronis, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang dianggap berisiko tinggi terhadap infeksi Mers-COV harus menghindari kontak dekat dengan hewan, terutama unta, ketika mengunjungi peternakan, pasar, atau daerah yang berpotensi tinggi menyebarkan virus. Mereka juga harus menghindari kencing unta dan jangan minum susu mentah unta atau makan daging yang belum dimasak dengan benar,” tutupnya.
Penulis: Danny Kosasih