Jakarta (Greeners) – Berdasarkan laporan dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, hepatitis A dan E sering kali muncul sebagai kejadian luar biasa yang ditularkan secara “fecal oral” dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik. Diperkirakan di Indonesia terdapat 28 juta penduduk yang terinfeksi hepatitis B dan C, dimana 14 juta diantaranya berpotensi untuk menjadi kronis dan penderita kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi menderita kanker hati.
Aditya Wardhana Direktur Eksekutif Indonesia Aids Coalition mengatakan, menurut jurnal The Lancet tahun 2015, diperkirakan jumlah pengidap hepatitis C di Indonesia ada dua juta orang. Saat ini, sudah ada obat yang efektif menyembuhkan hepatitis C, yaitu dari golongan Direct Acting Antiviral (DAA).
Berdasarkan penelitian, obat ini mempunyai tingkat menyembuhkan hepatitis C lebih dari 95%. Obat ini bernama Sofosbuvir, Ledipasvir dan Daclastavir. Pengobatan yang tersedia di Indonesia saat ini dan sudah ditanggung oleh JKN, merupakan obat generasi lama.
Namun, obat Sofosbuvir versi paten dijual dengan harga 14 juta rupiah per butir dalam bentuk pil, sehingga untuk total terapi selama 3 bulan dibutuhkan biaya sebesar 1,1 milyar rupiah. Sementara, di India, obat Sofosbuvir di jual dalam versi generik dengan harga 95 ribu rupiah per pil, sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk satu kali terapi penuh sebesar 8, 1 juta rupiah.
“Sampai saat ini, obat-obatan yang dibutuhkan jutaan penduduk ini belum bisa didapatkan di Indonesia. Pemerintah Indonesia pun terlihat lambat dalam menyikapi aspirasi dari pasien hepatitis C, sehingga baru obat jenis Sofosbuvir yang tersedia di satu rumah sakit di Jakarta. Sementara obat jenis Ledipasvir dan Daclastavir belum tersedia dan pasien di daerah juga masih mendapatkan kesulitan mengakses obat yang sudah tersedia ini,” jelasnya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Selasa (22/12).
Aditya menyatakan, lima bulan lalu, Indonesia AIDS Coalition (IAC) bersama rekan-rekan dari Koalisi Obat Murah (KOM) mengadakan protes atas ketersediaan obat hepatitis C Sofosbuvir di Indonesia kepada BPOM dan Kementerian Kesehatan. Setelah aksi protes itu, beberapa staf dari IAC mendapatkan kemudahan untuk mengakses Sofosbuvir generik dari India. Kemudian, setelah melakukan Konferensi Pers mengenai proses mendapatkan obat tersebut berikut hasil laboratoriumnya, ternyata cukup banyak pasien hepatitis C yang menanyakan akses terhadap Sofosbuvir.
“Tergugah dari banyaknya pertanyaan tersebut, kami mencoba mengadopsi sistem dari film Dallas Buyers Club. Kami kemudian mulai bertanya-tanya dengan jaringan internasional kami untuk bisa membantu pasien hepatitis C lainnya di Indonesia untuk mendapatkan akses Sofosbuvir. Hingga saat ini, sudah ada kurang lebih 20 pasien hepatitis C yang kami bantu mendapatkan obat tersebut. Kami saling memberikan kabar perkembangan kesehatan masing-masing, bahkan kami membuat group “Pengobatan Hepatitis C” di Facebook untuk bisa saling berbagi,” ungkapnya.
Ade Sayoga Ady, pasien hepatitis C yang merasakan bantuan dari Indonesia Buyers Club, mengaku merasa sangat terbantu dengan inisiatif yang dilakukan oleh IAC. Ia mendengar Sofosbuvir sangat efektif untuk mengobati hepatitis C, namun obat ini belum tersedia di Indonesia. Kemudian ia mendapatkan berita tentang akses obat ini hingga akhirnya ia terhubung dengan IAC dan berhasil mendapat bantuan akses terhadap obat Sofosbuvir ini.
“Saya sangat berharap inisiatif yang dilakukan oleh teman-teman IAC, bisa menginspirasi pemerintah untuk bisa menyediakan akses terhadap obat ini dengan harga yang terjangkau dan obat-obatan lainnya. Karena, saya yakin masih banyak pasien hepatitis C yang sangat membutuhkan obat ini. Obat ini sangat efektif, terbukti di minggu ke empat jumlah virus hepatitis C saya sudah tidak terdeteksi. Saya masih melanjutkan pengobatannya hanya tinggal beberapa minggu lagi agar bisa segera sembuh,” ujarnya.
Sebelumnya, salah satu anggota IAC yang juga pasien hepatitis C, Ayu Oktariani, telah membuat petisi di situs change.org yang meminta agar Sofosbuvir segera tersedia di Indonesia dan masuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Petisi ini menjadi salah satu petisi yang mendapatkan kemenangan yang dirangkum oleh Change.org sepanjang tahun 2015.
Penulis: Danny Kosasih